"Jadi intinya ada pada masalah di mana tanggung jawab agama dalam melihat Urgensi ibadah ini," ujar Shamsi Ali.
Ia tampak masih melihat bahwa ibadah haji pada tahun ini masih harus tetap diusahakan hingga titik darah penghabisan.
Shamsi menyebut jika telah diupayakan dan ternyata gagal, maka namanya "emergency". Menurutnya, jangan menentukan kebijakan sesuai rasa dan keinginan.
"Saya masih melihat harus tetap diusahakan hingga titik darah penghabisan...kalau ternyata gagal, itu namanya “emergency”. Jangan kita yg menentukan sesuai rasa dan keinginan...," kata Shamsi Ali, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Menurut Shamsi Ali, jika Arab Saudi telah membuka akses bagi jamaah haji dunia, meski dibatasi, artinya Arab Saudi telah memperkirakan segala risiko yang akan berkemungkinan terjadi.
"Kalau Saudi Sudah membuka jalan ke jamaah Haji dunia, walau dibatasi, itu Artinya Saudi telah memperhitungkan segala resikonya," ujar Shamsi Ali.
Shamsi Ali menyebut bahwa meski Arab Saudi belum memberikan kejelasan kuota haji, tetapi beberapa negara tak membatalkan haji tahun ini. Saat ini hanya Indonesia yang membatalkan.
"Apakah Pakistan, Turki, Bangladesh, Iran, Mesir, bahkan India batalkan karena khawatir Covid? Hingga saat ini hanya Indonesia yang batalkan..hebat kan?," kata Shamsi Ali.***