Sudah Dua Kali Tes PCR dan Hasilnya Berbeda, Manakah yang Harus Dipercaya?

- 29 Juni 2021, 13:30 WIB
Ilustrasi tes PCR Covid-19.
Ilustrasi tes PCR Covid-19. /Ade Bayu Indra/Pikiran-Rakyat.com

PR DEPOK – Pemeriksaan RT-PCR adalah gold standard atau standar baku yang digunakan untuk mendiagnosis Covid-19.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Instagram @doktersam, tes PCR mempunyai spesifisitas dan sensitivitas yang cukup tinggi sehingga hasil yang didapatkan dari pemeriksaan ini bisa dipercaya.

Namun jika seseorang misalnya melakukan tes PCR sebanyak dua kali tetapi mendapatkan hasil berbeda yaitu positif dan negatif, tentu kondisi ini akan membingungkan.

Baca Juga: Moeldoko Klaim Ivermectin Manjur di Depok-Bekasi, dr Pandu: kok Jadi Sales Obat Pak? Harusnya Promosi Prokes

Maka sebelum melangkah lebih jauh Dokter Samuel P. K. Sembiring yang bekerja di RSUP Dr. Hasan Sadikin mengatakan perlu diperhatikan mengenai apa itu sensitivitas dan spesifisitas pada tes PCR.

Sensitivitas merupakan kemampuan alat untuk memberikan hasil positif pada orang yang memang benar mengalami sakit Covid-19.

Semakin tinggi sensitivitas maka hasil semakin akurat. Namun jika rendah, maka peluang negatif palsu semakin meningkat.

Baca Juga: Sosialisasikan Protokol Kesehatan Salat Idul Adha dan Pelaksanaan Kurban, Menag Temui Para Kiai

Sedangkan, spesifisitas merupakan kemampuan alat untuk memberikan hasil negatif pada orang yang memang benar-benar sehat.

Semakin tinggi spesifitas maka hasil semakin akurat. Namun jika rendah, maka peluang positif palsu semakin meningkat.

Spesifisitas PCR untuk Covid-19 adalah lebih dari 95 persen. Sementara sensitivitas PCR untuk Covid-19 kurang lebih di kisaran 70-90 persen.

Namun sebagai catatan, angka di atas cukup bervariasi di sejumlah studi. Tetapi selisih angkanya tidak akan terlalu jauh berbeda.

Baca Juga: Soal Pemanggilan BEM UI Buntut Kritik Jokowi, Mardani Ali: Suara Mahasiswa Jujur, Semua Pihak Tak Usah Baper

Spesifisitas PCR mempunyai tingkat persentase yang tinggi. Sedangkan sensitivitas PCR tidak setinggi dari spesifisitasnya.

Hal ini bermakna bahwa kemungkinan seseorang mendapatkan positif palsu lebih jarang bila dibandingkan dengan negatif palsu.

Maka dari itu hasil positif lebih bisa dipercaya. Pada orang yang menjalani isolasi pun pernah ada yang mendapat dua hasil berbeda saat melakukan pemeriksaan tes PCR sebanyak dua kali.

Baca Juga: Anies Baswedan Pastikan DKI Bebas Kabel Udara Semrawut pada Agustus, Ferdinand: yang Penting Jual Omongan Dulu

Hasil positif yang didapatkan setelah dinyatakan sembuh disebut sebagai positif persisten.

Ini bisa terjadi disebabkan masih terdapat sisa-sisa fragmen virus yang terdeteksi pada sampel sehingga memberikan hasil positif.

Sementara mengapa hasil sebelumnya bisa negatif, kemungkinan karena sisa fragmen virus yang terdapat pada sampel berada di bawah tingat deteksi PCR.

Namun hal terpenting yang perlu dipahami adalah kesembuhan tidak harus dilihat dari tes PCR yang bernilai negatif.

Baca Juga: Ratusan Senjata Api Rakitan Disita, Polisi Juga Amankan Pemilik dan Pembuatnya

Pada kasus derajat ringan, derajat sedang, atau tidak bergejala tidak ada indikasi untuk melakukan tes ulang PCR.

Sedangkan pada kasus derajat berat ataupun derajat sedang yang dirawat maka ada pengulangan tes PCR yang disesuaikan dengan penilaian dokter. Akan tetapi hasil negatif sekali lagi bukan syarat kesembuhannya.

Intinya hasil tes PCR perlu dilakukan konsultasi kepada dokter dan yang terpenting adalah mengikuti segala keputusan yang diambil dokter.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah