Amsterdam Minta Maaf Atas Perbudakan di Masa Lalu, Fadli Zon: Ini Sebuah Kemajuan, Bagus!

- 4 Juli 2021, 13:52 WIB
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon.
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. /Instagram @fadlizon
PR DEPOK - Wakil Anggota DPR RI, Fadli Zon belum lama ini menanggapi kabar yang beredar terkait permintaan maaf Kota Amsterdam kepada negara-negara, yang sempat dijajah atau diberlakukan perbudakan. 
 
Dalam keterangan tertulisnya, Fadli Zon menyatakan bahwa negara Indonesia sendiri tak pernah dijajah seperti halnya dalam sejarah-sejarah. 
 
Bukan Amsterdam, Fadli Zon menuturkan bahwa semestinya Pemerintah Belanda yang meminta maaf kepada seluruh masyarakat Nusantara, yang telah mereka perbudak. 
 
 
Cuitan Fadli Zon.
Cuitan Fadli Zon. Twitter @fadlizon
 
"Indonesia tak pernah dijajah 350 tahun. Belanda harus minta maaf pd rakyat di Nusantara yg diperbudak," kata Fadli Zon seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @fadizon pada Minggu, 4 Juli 2021.
 
Jangankan meminta maaf, Fadli Zon mengungkapkan bahwa secara de jure saja, Belanda tak mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945. 
 
Menurutnya, kemerdekaan Indonesia yang diakui oleh Belanda pada 27 Desember 1949.
 
 
"Smp kini Belanda tak mengakui secara de jure kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, tapi 27 Desember 1949," ucapnya. 
 
Dengan sikap Belanda seperti itu, Fadli Zon lantas menilai permintaan maaf yang disampaikan oleh Wali Kota Amsterdam dalam peringatan penghapusan perbudakan tersebut merupakan sebuah kemajuan. 
 
"Jd 'minta maaf' ini sebuah kemajuan. Bagus," ujar Fadli Zon menambahkan. 
 
Seperti diketahui sebelumnya, Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema dalam upacara di Oosterpark, menyampaikan permintaan maaf atas peran historis Kota Amsterdam dalam perdagangan budak, di masa lalu. 
 
Pernyataan minta maaf itu kerap kali dikampanyekan sebagai bentuk contoh bagi lembaga negara lain, termasuk Pemerintah Belanda. 
 
Atas permintaan maaf itu, Amsterdam menjadi kota pertama yang mengumumkan permintaan maaf atas keterlibatan kota mereka dalam perbudakan di masa kolonialisme.
 
Sedangkan, Belanda sendiri belum meminta maaf secara resmi atas perannya dalam perbudakan.
 
Dewan perwakilan Turki-Belanda, Numan Yilmaz menyatakan, Pemerintah Belanda menghindari permintaan maaf secara resmi lantaran supaya tidak membayar kompensasi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x