Apakah Semua Pasien Covid-19 Perlu Mendapatkan Antivirus? Simak Penjelasan Berikut

- 8 Juli 2021, 13:05 WIB
Ilustrasi antivirus.*
Ilustrasi antivirus.* /Pixabay/

PR DEPOK – Belakangan ini kejadian panic buying kembali terjadi di Indonesia. Beberapa waktu lalu salah satu merk susu diborong habis oleh pembeli.

Sebelumnya sejumlah antivirus juga diborong habis oleh masyarakat. Permasalahannya kemudian sejumlah orang justru melakukan pengobatan secara mandiri dengan mengandalkan acuan dari pengobatan orang lain.

Hal ini disebabkan beberapa penderita Covid-19 yang membagikan mengenai jenis obat yang dikonsumsinya lewat laman media sosial pribadinya atau kerabatnya.

Parahnya lagi, ada yang menggunakan antivirus sebagai pencegah dari Covid-19.

Baca Juga: Ungkap Masalah Genting Indonesia Saat Ini, AHY: Mampukah Negara Ini Selamatkan Rakyat dari Covid-19?

Dokter Samuel P. K. Sembiring yang bekerja di RSUP Dr. Hasan Sadikin mengatakan bahwa konsumsi antivirus harus mengikuti kaidah atau anjuran dokter.

“Tidak perlu sampai borong antivirus ya. Antivirus itu dikonsumsi harus sesuai penilaian dan anjuran dokter,” ungkap Dokter Samuel dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun instagram doktersam.

Dokter Samuel juga menambahkan tidak semua pasien terkena Covid-19 diberikan antivirus.

“Tidak semua pasien Covid-19 juga harus diberi antivirus,” ujar Dokter Sam.

Baca Juga: Profil Nia Ramadhani, Dinikahi Ardi Bakrie Diusia 20 Tahun hingga Ditangkap Atas Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Antivirus sendiri ada beragam yang digunakan kepada pasien Covid-19.

Setiap pasien Covid-19 memang memerlukan antivirus yang jenisnya belum tentu sama.

Kemudian untuk efek sampingnya, antivirus mempunyai efek yang berbeda-beda. Contohnya pada antivirus favipiravir.

Pada antivirus favipiravir sejumlah 25 persen yang mengonsumsinya akan mendapatkan efek samping, di antaranya gangguan fungsi hati, mual dan muntah, diare, nyeri kepala, asam urat dalam darah yang meningkat dll.

Penggunaan favirapir sendiri tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Baca Juga: Wenny Ariani Akui Takkan Tolak jika Dulu Rezky Aditya Mau Menikahinya: Anak Harus Tahu Siapa Ayah dan Ibunya

Favipiravir tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil sebab ada efek kecacatan pada janin. Maka dari itu wanita produktif harus bisa memastikan dirinya belum hamil sebelum mengonsumsi antivirus ini.

Sedangkan pada pria diharuskan untuk memakai kontrasepsi sampai tujuh hari setelah pengobatan selesai atau berakhir.

Sementara itu belum diketahui mengenai keamanan favipiravir kepada anak sehingga antivirus ini belum bisa menjadi saran pengobatan untuk anak.

Selanjutnya untuk ibu menyusui sebaiknya untuk menghentikan sementara waktu aktivitas menyusuinya, sebab metabolit aktif favipiravir tersalurkan dalam ASI.

Baca Juga: Sebut Tak Bisa Meminta Rakyat Maklum Atas Kasus Covid-19, Rachland: Negara dan Aparat Absen dalam Hal Vital

Terkait seberapa lama waktu untuk mengonsumsi antivirus, contoh pada Favipiravir selama lima hari, Oseltamivir lima sampai tujuh hari, dan Remdesivir lima atau sepuluh hari.

Konsumsi antivirus memang memiliki durasi waktu yang relatif singkat. Sehingga jika obatnya sudah habis maka tidak perlu untuk dilanjutkan.

Intinya orang yang perlu mendapatkan antivirus adalah pasien Covid-19 yang bergejala ringan, sedang sampai berat.

Namun tetap harus mendapatkan penilaian dokter terkait kondisi dan profil kesehatan pasien.

Terakhir untuk pasien tanpa gejala secara umum tidak memerlukan konsumsi antivirus.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Instagram @doktersam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x