Biasanya hal ini terjadi pada pasien Covid-19 dengan derajat berat dan juga bisa terjadi pada pasien dengan imunitas yang buruk contohnya HIV.
Tes PCR tidak perlu dilakukan ulang karena jika mengacu ke Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atau CDC, PCR bisa saja tetap positif setelah melakukan isoman bahkan sampai tiga bulan kemudian. Padahal sudah tidak lagi menular.
Namun terdapat pengecualian pada kasus berat atau kritis yang masih bisa dipertimbangkan untuk melaksanakan tes PCR ulang.
Tetapi perlu diingat bahwa hal ini bukanlah menjadi penentu utama pada kesembuhan.
Jika pun tetap memaksakan untuk melaksanakan tes Swab PCR ulang maka hasilnya nihil atau tidak ada manfaatnya karena hasilnya bisa positif atau negatif.
Jika negatif, kita akan bersyukur. Namun jika positif, maka hal ini tidak akan sama sekali mengubah keputusan status isolasi oleh dokter.
Bahkan ada sejumlah kerugian yang bisa dialami bila melakukan tes Swab PCR ulang di antaranya biaya PCR yang tidak murah dan bisa memunculkan stres karena hasil yang positif, padahal sebenarnya itu merupakan penanda dari sisa bangkai virus saja.
Sesudah masa isolasi mandiri berakhir pada kasus sedang dan ringan, risiko terjadinya penularan sudah sangat kecil karena sejumlah hasil studi mengatakan bahwa virus sudah tidak aktif lagi.