Kapankah Seseorang yang Sembuh dari Covid-19 Bisa Melakukan Vaksin? Berikut Penjelasannya

- 16 Juli 2021, 13:40 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /unsplash.com/@cdc/

PR DEPOK – Jumlah kasus Covid-19 melonjak dan otomatis membuat jumlah penyintas juga bertambah.

Hal inilah yang mungkin jadi alasan mengapa timbul pertanyaan soal ‘vaksin pasca covid’ kembali mencuat.

Apalagi hingga kini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melakukan vaksinasi Covid-19.

Jadi kapan sebetulnya, para penyintas bisa melakukan vaksin Covid-19?

Baca Juga: Sinopsis Get the Gringo, Aksi Napi Amerika Belajar Bertahan Hidup di Penjara Meksiko yang Keras

Dokter Samuel Pola Karta Sembiring yang bekerja di RSUP Dr. Hasan Sadikin akan menjelaskannya sebagai berikut

Jika ada pertanyaan seperti ini ‘Apakah penyintas Covid-19 perlu mendapatkan vaksinasi?’ maka jawabannya iya perlu dilakukan karena kekebalan pasca sembuh Covid-19 tidak permanen.

Berdasarkan rekomendasi PAPDI, “Penyintas Covid-19 baru dapat diberi vaksin Covid-19 setidaknya setelah 3 bulan sejak dinyatakan sembuh,” ucap Dokter Samuel dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun instagram doktersam.

Penyintas Covid-19 masih sangat bisa terinfeksi kembali atau bisa disebut reinfeksi.

Baca Juga: Sebut Mahfud MD Mau Curhat lewat Nonton Sinetron, Rocky: Dia Nggak Pernah Lagi Diajak Jokowi Bahas Situasi

Kita tidak bisa mengatakannya sebagai reaktivasi atau aktif kembali, sebab sifat alami virus ini tidak tidur lalu aktif kembali.

Mengacu kepada salah satu studi, rata-rata para penyintas bisa mengalami reinfeksi sekitar 65,5 hari.

Jika dilihat dari sisi medis, penggunaan vaksin setelah sembuh adalah hal yang aman. Apalagi sistem imun tetap mampu memberikan respon terhadap vaksin.

Namun perlu dipahami bahwa, para penyintas masih mempunyai yang namanya kekebalan alami.

Baca Juga: Presiden Jokowi Lakukan Blusukan Sembari Membagi Sembako dan Paket Obat bagi Masyarakat Terdampak

Kekebalan ini bisa bertahan rata-rata sampai delapan bulan (>95 persen penyintas).

Mengingat para penyintas masih mempunyai kekebalan dan jumlah vaksin terbatas, maka harus dipikirkan mengenai solusi agar semakin banyak orang yang mempunyai kekebalan.

Apalagi jumlah permintaan vaksin secara global tidak sebanding atau melebih kapasitas produksi vaksin Covid-19.

Kemampuan untuk memproduksi atau menghasilkan vaksin di seluruh dunia itu terbatas.

Baca Juga: Rezky Aditya Tak Hadiri Sidang Tuntutan, Pihak Wenny Ariani: Kita Berharap Bisa Selesai secara Kekeluargaan

Tidak bisa serta merta diproduksi seluruh kebutuhan vaksin di dunia sekaligus, maka dari itu akan dilakukan secara berkesinambungan sampai akhir 2023.

Maka dari itu, dilakukanlah salah satu strategi dengan memprioritaskan kelompok yang berisiko serta orang-orang yang belum pernah mendapatkan vaksin atau belum pernah sakit.

Tenang saja, para penyintas tetap akan mendapatkan vaksin setelah tiga bulan sejak dinyatakan sembuh.

Di masa sekarang, kekebalan alami pasca Covid masih ada, sehingga ketika nanti penyintas mendapatkan vaksin maka dapat digunakan sebagai ‘booster’ kekebalan.

Kemudian untuk yang pernah mengalami reinfeksi setelah mendapatkan vaksin dosis pertama boleh melakukan vaksin dosis kedua setelah menunggu tiga bulan berikutnya.

Jadi tidak perlu tergesa-gesa untuk melakukan vaksinasi cukup gunakan kekebalan alami yang ada dulu untuk sementara waktu.

Hal ini agar vaksin dosis kedua bisa menjadi booster kekebalan. Perlu diingat bahwa kekebalan alami yang dimiliki tidak 100 persen membuat kita kebal.

Jika paparan virus berjumlah banyak dan lebih sering, tentu pada akhirnya akan sakit juga, maka tetap perhatikan protokol kesehatan.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Instagram @doktersam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah