PR DEPOK - Mantan Jubir Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi turut menyuarakan pembelaan dia terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dedek Prayudi menyatakan bahwa siapapun yang berani menurunkan Presiden Jokowi, maka risikonya akan berhadapan dengan rakyat.
Tak disangka pernyataan soal bela Jokowi itu disorot publik, Dedek Prayudi lantas menambahkan argumen baru demi menguatkan pernyataan tersebut.
Dalam keterangan terbarunya, Dedek Prayudi bersumpah demi nama Tuhan bahwa dirinya tak dibayar atas pembelaan ia tersebut.
Pasalnya, Dedek Prayudi menegaskan bahwa dirinya dan masyarakat Indonesia percaya pada Presiden Jokowi.
"Demi Tuhan, sepeserpun saya tidak dibayar untuk suarakan ini. #KitaPercayaJokowi," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @Uki23 pada Sabtu, 24 Juli 2021.
Baca Juga: Pilih Nikah Sederhana, Deddy Corbuzier: Jadi Kalau Bubar Nggak Ketahuan Banyak Orang
Sebelum membela Jokowi, Dedek Prayudi pada awalnya mengungkapkan kesaksiannya terhadap sikap presiden yang tulus terkait situasi masyarakat yang timpang.
"Saya menyaksikan sendiri waktu beliau menyeka air mata saat bicara ketimpangan," ucapnya melanjutkan.
Kemudian, Dedek Prayudi mengakui bahwa pribadi Jokowi sendiri memang jauh dari sempurna. Maka dari itu, mempersilakan publik mengkritik kinerja presiden.
Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa Jokowi merupakan presiden yang dipilih oleh rakyat Indonesia.
Dedek Prayudi pun membela Jokowi, dengan menyatakan siapa saja yang hendak menurunkan presiden sekarang ini akan berhadapan langsung dengan rakyat.
"Silakan kritik beliau. Beliau tidak sempurna, jauh dari tanpa celah. Tapi beliaulah yang dipilih rakyat. Turunkan beliau, berarti berhadapan dengan rakyat Indonesia! #KitaPercayaJokowi," ujar Dedek Prayudi mengakhiri cuitannya.
Baca Juga: Jokowi Sidak ke Apotek, Christ Wamea: Padahal Anak Buahnya Sendiri Mafia Obat Cacing
Pembelaan itu diketahui disampaikan lantaran dalam sebuah artikel terdapat pernyataan yang menyebutkan bahwa ada kelompok jahat yang bertujuan untuk menurunkan Jokowi dari jabatannya sebagai presiden.***