Network
PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon kembali menanggapi polemik soal pesawat kepresidenan yang belakangan ramai diperbincangkan.
Beberapa hari terakhir, pesawat kepresidenan RI menuai kontroversi usai pemerintah melakukan pengecatan ulang.
Pengecetan ulang pesawat kepresidenan RI itu jadi kontroversi karena dianggap memakan terlalu banyak biaya di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Baca Juga: Akui Kini Takut dengan Aziz Gagap, Nunung: Nggak Pernah Dijawab WA-ku
Masih gencar mengkritik, Jansen Sitindaon memaparkan pendapatnya melalui sebuah cuitan di akun Twitter @jansen_jsp.
Ia diduga melontarkan sindiran terhadap pihak yang dahulu pernah menolak pembelian pesawat kepresidenan.
“Lawak Indonesia: tolak pembelian pesawat presiden!” kata Jansen Sitindaon seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Jumat, 6 Agustus 2021.
Baca Juga: Ashanty Akan Jalani Pengobatan di Malaysia, Orang Tua Atta Halilintar: Nanti Tinggal di Tempat Kita
Akan tetapi tujuh tahun berselang, lanjut dia, pesawat kepresidenan RI itu terus digunakan hingga akhirnya dicat ulang.
“Sudah datang, jual pesawatnya. 7 thn berselang, terus dipakai ganti cat lagi,” tuturnya melanjutkan.
Dengan demikian, Jansen berharap pesawat kepresidenan tersebut tidak dinaiki pihak-pihak yang sempat menolak pembeliannya.
“Semoga pesawatnya tdk marah dinaiki orang2 yg dulu menolaknya,” ucap dia mengatakan dengan tegas.
Tak cukup sampai di situ, ia menganjurkan pihak yang pernah menolak pembelian pesawat tersebut untuk memperbanyak doa agar selamat ketika menaikinya.
“Kalau naik, banyak2 doa kalian biar selamat. Apalagi yg beli masih terus kalian caci!” kata Jansen mengakhiri cuitannya.
Baca Juga: Komedian Nunung Jarang Tampil di Televisi, Sule: Nanti Kita Bikin Program Lagi lah
Tak sedikit pihak yang menduga bahwa sindiran itu ia tujukan pada usulan yang sempat dilontarkan politisi PDIP, Maruarar Sirait.
Untuk diketahui, Maruarar Sirait sempat meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjual pesawat kepresidenan pada 2014 silam.
Kala itu, usulan untuk menjual pesawat kepresidenan tersebut ia sampaikan dengan tujuan untuk menghemat anggaran negara secara efisien.***
