Pemerintah Hapus Angka Kematian Covid-19, Sulfikar Amir: Cara Menyerah yang Paling Brutal dari Rezim Gagal

- 11 Agustus 2021, 09:15 WIB
Guru Besar Bidang Sosiologi Bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir.
Guru Besar Bidang Sosiologi Bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir. /YouTube SOCIOTALKING

PR DEPOK – Pemerintah baru-baru ini memutuskan untuk menghapus angka kematian Covid-19 dari indikator penanganan Covid-19.

Diketahui, penghapusan angka kematian Covid-19 dilakukan karena adanya masalah dalam input data.

Masalah input data yang akhirnya menghapus angka kematian Covid-19 itu sendiri disebabkan akumulasi dari kasus kematian dalam beberapa pekan sebelumnya.

Baca Juga: Rachland Nashidik Tegas pada Pemerintah: Penjarakan SBY, AHY, dan Semua Warga yang Kritis Bersuara, tapi…

Tak lama berselang, persoalan itu pun mendapat sorotan publik dan tak sedikit pihak yang memberikan pendapatnya.

Guru Besar Bidang Sosiologi Bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir merupakan salah satu pihak yang mengomentari polemik tersebut.

Melalui akun Twitter-nya, @sociotalker, Sulfikar Amir menilai bahwa penghapusan angka kematian Covid-19 itu merupakan cara menyerah yang paling brutal dari rezim yang gagal.

Baca Juga: Pangeran Andrew Digugat Soal Dugaan Pelecehan Seks, Korban: Kuat dan Kaya Tak Lantas Bebas dari Tanggung Jawab

Cuitan Sulfikar Amir.
Cuitan Sulfikar Amir. Twitter @sociotalker

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x