Mengapa Covid-19 di Indonesia Bertahan Lama? Ahli Beberkan Sejumlah Faktor yang Jadi Penyebabnya

- 26 Agustus 2021, 16:35 WIB
Ilustrasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Ilustrasi pandemi Covid-19 di Indonesia. /Cottonbro/Pexels

PR DEPOK – Covid-19 yang melanda Indonesia sejak tahun 2020 membuat publik bertanya-tanya alasan virus ini bisa bertahan lama. Lantas apa saja penyebab Covid-19 bisa bertahan lama di Indonesia?

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra membeberkan faktor penyebab Covid-19 bertahan lama di Indonesia.

Menurutnya, salah satu faktor penyebabnya yakni kondisi geografi dan demografi.

Baca Juga: Greysia Polii Cerita Soal Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020 ke Boy William: Lapisannya Emas, Dalamnya Plastik

Menurut Hermawan, Indonesia berpotensi menjadi negara dengan kasus pandemi Covid-19 yang relatif tinggi atau hyperendemic, sebab dipengaruhi situasi geografi dan demografi.

Pasalnya, pengendalian pandemi Covid-19 di berbagai wilayah di Nusantara, seperti Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, masih berbeda-beda.

Maka dari itu, ia memperkirakan bahwa virus corona akan tetap ada dan tetap berpotensi menjadi lebih meningkat.

"Perbedaan geografi dan demografi wilayah menyebabkan tingkat pengendalian akan berbeda-beda. Boleh jadi akan ada terus virus ini dan potensial pandemi, bahkan menjadi hyperendemic," kata Hermawan Saputra yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon di Jakarta pada Kamis, 26 Agustus 2021.

Baca Juga: Cara Verifikasi Email Akun Kartu Prakerja untuk Daftar Kartu Prakerja Gelombang 19

Terkait faktor geografis, Hermawan menyebutkan terkait dengan lingkungan dan karakteristik wilayah.

Misalnya kawasan perkotaan yang identik dengan kaum urban, seperti di Medan, Makassar, Manado, Surabaya, Semarang dan kota-kota besar lain memiliki potensi transmisi yang lebih tinggi.

"Kategori urban perkotaan seperti ini memungkinkan masyarakat itu mobilitasnya tinggi, kepadatan aktivitas sehingga potensi transmisi yang disebabkan kerumunan dan keramaian tetap akan berlangsung. Itu satu kondisi dari aspek geografi," katanya.

Sedangkan dari pengaruh demografi, menurutnya berkaitan dengan perilaku masyarakat yang dilatarbelakangi pendidikan, sosial, ekonomi, dan juga budaya yang berbeda.

Baca Juga: Alasan Maharani Kemala Belikan Mobil Mewah Bikin Igun Tak Percaya, Ivan Gunawan: Ada ya Orang Ngasih Mobil tuh

Semua perbedaan demografi ini menurut Herman berpengaruh terhadap daya tahan setiap daerah.

"Maka Covid-19 yang memang menular melalui droplet kaitan dengan perilaku, kaitan dengan aktivitas juga berpengaruh terhadap daya tahan masing-masing daerah," ujarnya.

Maka dari itu, ia turut mengakui bahwa Covid-19 di Indonesia saat ini masih cukup tinggi.

"Indonesia dengan situasi (Covid-19) kita saat ini memang cukup tinggi kasusnya, walaupun sebagian besar wilayah di Pulau Jawa relatif menurun belakangan ini. Tetapi secara global, banyak negara yang sudah melewati puncak pandemi dan kasusnya sudah relatif terkendali," kata Hermawan.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 19 Dibuka! Simak Syarat dan Cara Daftarnya

Lebih lanjut, Hermawan mengatakan bahwa penetapan status pandemi merupakan kewenangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang suatu waktu bisa saja mencabut status dari global pandemi, sehingga masing-masing negara akan berpotensi mengalami endemik saat kasus Covid-19 bisa bertahan cukup lama.

"Bisa saja di masing-masing negara ada kasus yang bertahan, tetapi sedikit dapat dimitigasi dengan baik risikonya. Tetapi bisa jadi juga di beberapa negara akan ada kasus yang tetap tinggi, walaupun WHO sudah mencabut status pandemi," katanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah