Network
PR DEPOK - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mengaku kagum dengan kebiasaan membaca Rocky Gerung.
Said Didu menyebut bahwa Rocky Gerung selalu membaca apapun dengan teliti sehingga tak heran jika ia menguasai banyak hal dengan baik.
"Jangan heran jika Rocky Gerung menguasai dg baik banyk hal krn semua hal dibaca dg teliti," ujar Said Didu, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @msaid_didu.
Baca Juga: Kapan Pembukaan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 21? Ini Bocoran Waktunya
Bahkan, lanjut Didu, Rocky Gerung juga membaca Alquran dengan detail hingga mencari makna dari kalimat-kalimat yang tertulis dalam kitab umat Islam itu.
Diungkapkan Said Didu, pengamat politik itu sampai memberikan banyak tanda pada halaman-halaman yang dinilai penting.
"Al-Qur'an pun dibaca dan dicari maknanya sampai halaman2 penting diberi tanda," tuturnya melanjutkan.
Untuk diketahui, Said Didu dan sejumlah tokoh lain baru-baru ini mengunjungi rumah Rocky Gerung di daerah Bojong Koneng, Kabupaten Bogor.
Kedatangannya dengan beberapa tokoh lainnya ini dimaksudkan untuk berdiskusi soal sengketa tanah dan ancaman PT Sentul City Tbk terhadap Rocky Gerung.
Seperti diketahui, Rocky saat ini tengah dihadapkan pada persoalan kepemilikan tanah yang ditempatinya sejak tahun 2009.
Pihak PT Sentul City Tbk tiba-tiba mengklaim kepemilikan tanah tersebut dan mengaku memiliki sertifikat Hak Guna Bangunan atau HGB.
Sentul City bahkan telah dua kali mengirimkan somasi kepada Rocky Gerung dan meminta pria yang berprofesi sebagai filsuf itu untuk mengosongkan rumahnya.
Rocky bahkan diberi waktu 7x24 jam untuk meninggalkan rumah yang nantinya akan digusur itu.
Baca Juga: Cara Membeli Pelatihan Kartu Prakerja untuk Cairkan Dana Insentif Rp2,4 Juta
Namun, tak tinggal diam, pengamat politik itu mengklaim bahwa ia membeli tanah yang ditempatinya secara sah dari seorang penggarap yang telah menguasai fisik tanah tersebut selama berpuluh-puluh tahun.
Ia pun dibantu oleh Haris Azhar agar bisa mempertahankan tanah yang ditempatinya sejak 2009 itu.
Menurut Haris Azhar sendiri, terdapat prosedur yang tidak tepat sehingga Sentul City mendapatkan HGB.
Pasalnya, Haris mengatakan bahwa seharusnya dalam proses pengajuan HGB itu, BPN melibatkan pihak penggarap ataupun pihak yang menguasai fisik tanah tersebut.***
