Mungkin Tak Banyak Tahu, Ini Alasan Hari Batik Nasional Diperingati Setiap 2 Oktober

- 2 Oktober 2021, 08:46 WIB
Ilustrasi - Hari Batik Nasional ditetapkan jatuh pada tanggal 2 Oktober.
Ilustrasi - Hari Batik Nasional ditetapkan jatuh pada tanggal 2 Oktober. /Pixabay/Mahmur Marganti.

PR DEPOK – Hari Batik Nasional ditetapkan pada setiap tanggal 2 Oktober karena pada tanggal tersebut batik dinobatkan sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity melalui kantor UNESCO pada tahun 2009.

Hari Batik Nasional ini menjadi kebanggan besar bagi pejabat pemerintah hingga masyarakat karena merupakan bagian dari pelestarian budaya di zaman ini.

Hari Batik Nasional ditetapkan oleh pemerintah melalui Keppres No 33 Tahun 2009 dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan Batik Indonesia.

Baca Juga: Gubernur Gorontalo 'Lawan' Mensos Risma yang Marah-marah, Gus Umar: Hati-hati Dicari Kesalahan dan Dipolisikan

Sejarah batik ini berkaitan dengan zaman kerajaan Majapahit dan penyebaran agama Islam di tanah Jawa.

Batik adalah seni melukis di atas kain yang dijadikan pakaian kerajaan zaman dulu. Awalnya batik hanya dibuat untuk pakaian kerajaan.

Karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar kerajaan dan dikerjakan di tempat masing-masing, lama-lama ditiru oleh masyarakat dan jadi tersebar luas.

Mojoketo dan Tulung Agung menjadi tempat asal batik berkembang. Dikisahkan bahwa petugas-petugas tentara dan keluarga keraajan Majapahit menetap dan tinggal disana membawa kesenian batik asli.

Baca Juga: Mensos Risma Marah hingga Ancam Akan 'Tembak' Petugas, Mustofa: kalau yang Ngancam Gini Ustazah, Apa Jadinya?

Bahan pembuatan batik yang dipakai pada waktu itu adalah kain putih yang ditenun sendiri dan pewarna yang berasal dari tumbuhan asli Indonesia antara lain Soga Jambal, Mengkudu, dan Nila Tom.

Batik Kalangbret yang berasal dari Mojokerto memiliki ciri yang hampir sama dengan batik batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasrnya putih dan coraknya berwarna coklat muda dan biru tua.

Meskipun dikenal sejak zaman Majapahit, tetapi setelah perkembangannya menyebar ke Surakarta dan Yogyakarta perkembangan batik Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipengaruhi corak Solo dan Yogyakarta.

Baca Juga: Sikap Anak Kasino Berubah Drastis saat Hadapi Warkopi, Indro Warkop DKI: Wong Kami Juga Cari Rezeki

Di Ponorogo ada sebuah pesantren yang diasuh oleh Kyai Hasan Basri atau dikenal Kyai Agung Tegalsari yang memiliki istri seorang putri keraton Solo.

Pada masa itu seni batik hanya terbatas pada lingkungan keraton dan menyebar ke daerah pesantren setelah Kyai Hasan Basri menikah.

Kemudian batik menjadi alat perjuangan ekonomi pedagang muslim dengan ekonomi Belanda.

Sampai saat ini pemerintah berusaha menjaga kelestarian budaya batik salah satunya dengan menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Pemprov Jabar UNESCO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah