PR DEPOK – Terkait usulan pemerintah agar jadwal Pemilu 2024 jatuh pada 15 Mei mendapat banyak sorotan, salah satunya dari Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan.
Syarief Hasan mengkritik usulan pemerintah yang mengusulkan pengunduran jadwal Pemilu 2024 pada 15 Mei 2024.
Ia lantas lebih menyetujui usulan KPU bahwa jadwal Pemilu 2024 digelar pada 21 Februari 2024.
Baca Juga: Tangis Nagita Slavina Pecah usai Diberi Surprise oleh The Bumil's dan Keluarga Besarnya
“Saya termasuk yang setuju dengan KPU. Pelaksanaan Pemilu bukanlah hal yang mudah. Ini membutuhkan kesiapan dan sumber daya yang cukup. Apalagi pada 2024, Pemilu legislatif, Pilpres, dan Pilkada dilaksanakan pada tahun yang sama.
"Jika waktu pelaksanaan terlalu dekat, maka beban beratnya di KPU, dan juga Bawaslu. Kita tentu khawatir apabila terlalu dipaksakan, maka pelaksanaan Pemilu tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Apalagi jika ternyata Pilpres berjalan dua putaran, dan sengketa di MK berlarut-larut. Ini mestinya jadi perhatian,” ujar Syarief Hasan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs resmi MPR.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini juga menyoroti alasan pemerintah yang menyatakan ada potensi polarisasi dan mengganggu stabilitas politik dan keamanan jika Pemilu 2024 digelar pada 21 Februari 2024.
Menurutnya, alasan pemerintah terkesan janggal karena pelaksanaan Pemilu 2024 pada bulan Februari atau Mei tetap saja punya resiko.