Kemudian, Sri Mulyani menjelaskan modal awal proyek KCJB seharusnya disetorkan sebesar 920 juta dolar AS secara B2B oleh empat BUMN, yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN), Waskita, PT Jasa Marga, dan PT KAI pada saat dimulainya proyek, yakni sekitar tahun 2015.
Baca Juga: Ruas Jalan Provinsi di Purwakarta Rusak Parah, Anne Ratna Berharap Ridwan Kamil Segera Bertindak
Meski proyek mulai berjalan, keempat perusahaan pelat merah tersebut yang tergabung dalam satu konsorsium tak bisa menyetorkan modal awal.
Maka dari itu, proyek KCJB berjalan terlebih dahulu berdasarkan pinjaman dari Bank Pembangunan China (CDB).
"Namun, pinjaman ini sudah dicairkan dan sampai suatu titik tertentu ekuitasnya habis," ujar Sri Mulyani, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Baca Juga: Lowongan Kerja Baru PT Permodalan Nasional Indonesia Persero, Simak Kualifikasi dan Persyaratannya
Adapun Sri Mulyani berharap Kementerian BUMN dan konsorsium bisa mencari titik tengah permasalahan tersebut.
Hal ini mengingat proyek KCJB sudah masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 tahun 2020.***