Sebut Program Kartu Prakerja sebagai Inovasi Layanan Publik, Denni Purbasari: Purpose Jelas

- 14 November 2021, 14:39 WIB
Ilustrasi Program Kartu Prakerja.
Ilustrasi Program Kartu Prakerja. /Dok. prakerja.go.id.

PR DEPOK - Program Kartu Prakerja merupakan sebuah kartu yang digalangkan dalam rangka program pelatihan dan pembinaan warga negara Indonesia yang belum memiliki keterampilan.

Kartu tersebut dipromosikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada masa kampanye Pilpres 2019 yang didesain dan dieksekusi sebagai sebuah inovasi layanan publik pemerintah yang responsif dan adaptaif menjawab kebutuhan masyarakat.

“Program yang merupakan janji kampanye Presiden Joko Widodo ini ditujukan untuk memberikan pelatihan praktis bagi angkatan kerja Indonesia dalam skala dan kecepatan yang luar biasa, sebelum bonus demografi mulai menurun 2030 nanti,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Purbasari.

Baca Juga: Ria Ricis Sumbangkan Seluruh Amplop Hadiah Pernikahannya: Itu Jadi Lahan Ladang Sedekah

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Denni mengatakan Program Kartu Prakerja dilaksanakan melalui banyak pendekatan ala swasta-startup, mulai dari mengidentifikasi persoalan sekaligis solusi apa yang diberikan.

Hal itu terbukti dalam waktu 1,5 tahun yang telah mampu melatih 11,4 juta orang, di mana 87 persen di antaranya belum pernah ikut pelatihan sama sekali.

Sebagai informasi, mindset 'customer-centric' di Kartu Prakerja, diterapkan dengan teknologi 4.0 mulai dari onboarding peserta, pelatihan, pembayaran, monitoring-evaluasi, iterasi produk, marketing-komunikasi, hingga customer relation management.

Baca Juga: Anies Baswedan Beri Tips Bangun DKI Jakarta, Ferdinand: Surabaya Lebih Bagus, Gak Mungkin Niru yang Semrawut

“Kami berkomitmen untuk membuat perbedaan dengan 'produk-produk' pendidikan dan pelatihan yang sudah ada dan melakukannya dengan cara yang berbeda karena skala dan kecepatan yang dituntut beda,” katanya menjelaskan.

Denni kembali menambahkan bahwa dia dan jajarannya bertekad agar Kartu Prakerja tidak menjadi produk gagal.

“Sejak awal kami bertekad agar Kartu Prakerja tidak menjadi produk gagal. Ada dua ciri produk gagal. Pertama, orang tidak banyak mengetahui tentang produk itu. Kedua, kalaupun tahu, publik tidak mudah menikmati produk itu, dan kalau bisa, mereka tidak puas,” lanjut dia.

Baca Juga: Ormas dan Ulama Sumbar Tuntut Jokowi untuk Copot Menteri Agama, Refrizal: Setuju, Pecat Yaqut

Tak hanya itu saja, Denni juga memaparkan bahwa Program Kartu Prakerja hadir untuk menjawab problem ketenagakerjaan Indonesia.

Menurutnya, ada dua masalah besar di dunia ketenagakerjaan Indonesia, yakni minimnya lowongan kerja dan rendahnya skill angkatan kerja.

Dia menyebutkan bahwa program Kartu Prakerja menjawab tantangan yang kedua, yakni berupaya menjadi komplemen dari program pelatihan yang sudah ada.

“Kartu Prakerja menjawab tantangan yang kedua, menjadi komplemen dari program pelatihan yang sudah ada, supaya kompetensi dan kewirausahaan angkatan kerja kita meningkat,” jelasnya kemudian.

Baca Juga: Bandingkan Kunjungan Soeharto dan Puan dengan Petani, Ali Syarief: Pak Harto Dialog, Lha yang ini...

Saat ini, dengan postur angkatan kerja yang bertambah sekitar 2,5 juta orang setiap tahunnya, Kartu Prakerja menyasar anak muda sebagai target utamanya.

"Di sinilah pentingnya merekrut orang-orang yang ‘agile’, kuat dan share the same vision. Meskipun gajinya tidak sebesar di industri, tapi juga tidak rendah banget, mereka tetap loyal karena purpose yang jelas,” tegas dia.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah