Menurutnya, Garuda Indonesia sudah dimanja karena merasa memiliki pasar domestik yang kuat dan oknum di Garuda lebih senang membuka terus pemikiran ke luar negeri yang akhirnya jumlah pesawatnya bermacam-macam.
Baca Juga: BTS Akan Kembali Gelar Tur Dunia di November Ini, ARMY Wajib Catat Tanggalnya
Akibat kondisi itu, katanya melanjutkan, jumlah penyewaan pesawat Garuda paling banyak di dunia dalam satu airline industri.
Selain itu, Garuda juga menyewa pesawat paling mahal di dunia yakni 28 persen dari rata-rata dunia 6 persen daripada biaya operasional.
Lantaran hal itu, Erick Thohir lantas menjelaskan bahwa masalah kompleks Garuda itu bukan kejadian saat ini tapi sudah berpuluh tahun.
Dikabarkan sebelumnya, Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo beberapa waktu lalu menyatakan Garuda Indonesia secara teknis mengalami kebangkrutan, tapi belum dinyatakan secara legal.
Baca Juga: Tepis Anggapan Miring Masyarakat terhadap BNN Bali, Jerinx SID: Singkirkan Ketakutanmu
Lebih lanjut, Kartika menjelaskan jika keuangan Garuda Indonesia saat ini memiliki ekuitas negatif sebesar 2,8 miliar dolar AS atau setara Rp40 triliun pada September 2021.
Untuk diketahui, Garuda Indonesia menanggung liabilitas (kewajiban utang) sebesar 9,8 miliar dolar AS, padahal aset yang dimiliki hanya 6,9 miliar dolar AS. Ini artinya utang Garuda Indonesia lebih besar ketimbang jumlah aset.***