Menag Yaqut Dikritik usai Pakai Penerjemah saat Berkunjung ke Arab Saudi, Refly: Mungkin Paham tapi Tak Aktif

- 24 November 2021, 09:55 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menggunakan penerjemah ketika berbicara dengan pejabat Arab Saudi.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menggunakan penerjemah ketika berbicara dengan pejabat Arab Saudi. /Dok Kementerian Agama

PR DEPOK - Belum lama ini, Menteri Agama atau Menag Yaqut Cholil Qoumas menarik perhatian publik usai berbincang dengan seorang pejabat Arab Saudi saat berkunjung ke negara tersebut pada Senin, 22 November 2021 lalu.

Perbincangan Menag Yaqut dengan pejabat Arab Saudi itu menjadi viral lantaran sang Menteri Agama menggunakan penerjemah.

Tak berbicara langsung kepada sang pejabat, Menag Yaqut berbicara dalam Bahasa Indonesia dan lalu diterjemahkan oleh orang lain kepada pejabat tersebut.

Baca Juga: China Perketat Penyebaran Konten Selebriti, ini Alasannya

Sontak hal ini menjadi perbincangan netizen yang menyayangkan bahwa Menag Yaqut tak bisa Bahasa Arab.

Tak hanya memicu komentar netizen, video Menag Yaqut berbicara menggunakan penerjemah inipun ditanggapi oleh pakar hukum tata negara, Refly Harun.

Menurut Refly Harun, ia menduga bahwa Menag mungkin mengerti tetapi tak terlalu aktif bicara Bahasa Arab.

Baca Juga: Persib Siap Bangkit dan Lanjutkan Tren Kemenangan saat Lawan Persiraja Banda Aceh, Robert: Jupe Kembali Masuk

"Mungkin mengerti ya, tetapi tidak terlalu aktif. Karena kalau kita lihat bahasa tulis itu kadang-kadang berbeda dengan bahasa percakapan. Bahasa percakapan itu kita harus memastikan, tidak sembarangan juga," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Refly Harun.

Kendati demikian, ia tak memungkiri bahwa biasanya sekelas Menteri Agama pasti diharapkan bisa Bahasa Arab.

"Tap bagaimanapun sekelas Menteri Agama kan biasanya dicari dari orang-orang yang memang memiliki pemahaman agama yang luar biasa, dan salah satu instrumennya pastilah Bahasa Arab, bahasa Alquran terutama," tuturnya.

Baca Juga: Korban Tragedi Parade Natal Berdarah di Wisconsin AS Bertambah, Enam Tewas dan Lebih dari 60 Orang Terluka

Refly Harun meyakini bahwa pastinya Menag Yaqut paham Bahasa Arab, seperti halnya ulama-ulama NU yang lain.

Biasanya, lanjut Refly, tokoh-tokoh atau ulama NU terbiasa membaca kitab kuning yang memakai Arab gundul.

Refly Harun lantas menduga percakapan yang dilakukan dengan pejabat Arab Saudi itu mungkin agak berbeda, sehingga Menag memerlukan penerjemah.

Baca Juga: KSAD Sebut KKB di Papua adalah Saudara yang Belum Paham NKRI, Hilmi Firdausi: Kenapa Beda Perlakuannya?

"Tetapi memang conversation (percakapan) itu mungkin agak berbeda, nah ini mungkin conversation-nya yang barangkali dia tidak begitu yakin sehingga menggunakan penerjemah. Jadi conversation yang barangkali polite (sopan), diplomatik, yang berbahasa Arab halus, nah itu perlu pengalaman tersendiri," tutur sang pakar hukum.

"Secara ini juga barangkali pengalaman pertama dia berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab secara resmi kenegaraan. Tapi tidak mungkin totally tidak ngerti Bahasa Arab," kata Refly Harun.***

Editor: Annisa.Fauziah

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah