PR DEPOK - Chief Competition Officer sekaligus Co-founder Formula E, Alberto Longo memastikan bahwa biaya yang digelontorkan kontrak Jakarta tidak lebih tinggi dibanding kota ternama lainnya untuk dapat mengehelat ajang mobil listrik ini.
"Tidak, saya bisa pastikan kalau Jakarta tidak membayar lebih dari yang dibayarkan oleh kota-kota lain," ujar Longo seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.
Lebih lanjut, Longo berharap kontrak penyelenggaraan Formula E dengan Jakarta dapat diperpanjang setelah selesai pada 2024 nanti dengan mempertimbangkan kesuksesan penyelenggaraan perdana di Ibu Kota.
Baca Juga: Drama Korea Terbaru 'Hellbound' Tempati Posisi ke-1 di Netflix Gantikan 'Squid Game'
"Kita punya lima tahun sebenarnya dalam kontrak, tapi dua tahun awal kami tunda karena Covid-19. Jadi masih ada tiga tahun dalam kontrak 2022, 2023, 2024, musim 8, 9, dan 10. Setelah itu kami harap bisa memperpanjang kontrak kembali di Jakarta," katanya dalam konferensi pers terkait Formula E di Kantor Black Stone Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/11).
Menurut Longo, ajang mobil balap listrik ini disambut antusias oleh pemerintah serta Pemprov DKI yang selalu melakukan negosiasi dengan baik.
Untuk itu, lanjut Longo, seharusnya masyarakat bisa bangga pemerintah dapat mengadakan kejuaraan Formula E ini.
"Anda seharusnya sangat bangga karena Indonesia bernegosiasi dengan keras, sangat keras, untuk bisa menyelenggarakan kejuaraan ini," jelasnya.
Selain itu, dia juga menjelaskan ajang Formula E merupakan kejuaraan balap yang bermodal tinggi.
Pasalnya, dalam sekali penyelenggaraan balapan, modal yang diperlukan tidak kurang dari 25 juta Dolar AS.
"Dan (25 juta Dolar AS) itu belum termasuk biaya yang diinvestasikan untuk pembangunan jalan, dan juga materi untuk jalur treknya," ujar Longo.***