Waspada Gempa Skala Besar di Selatan Jawa Timur, BMKG: Bisa Menimbulkan Tsunami Sampai 29 meter

- 19 Desember 2021, 18:30 WIB
Ilustrasi tsunami.
Ilustrasi tsunami. /Pixabay/KELLEPICS

PR DEPOK – Bencana alam merupakan hal yang tidak pasti kedatangannya, namun berdasarkan disiplin keilmuan saat ini, pemodelan tersebut bisa diketahui untuk diantisipasi.

Rahmat Triyono selaku Kepala Pusat Seismologi Teknik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa potensi gempa skala besar terdapat di Jawa Timur.

Adapun potensi gempa skala besar tersebut diyakini mampu menimbulkan tsunami sampai dengan 29 meter.

Baca Juga: Ada True Beauty, 5 Drakor Ini Dibintangi Cha Eun Woo ASTRO, Jangan Sampai Terlewatkan

"Skenario terburuk ada di selatan Jawa dengan skala VI VII MMI. Potensi kerusakannya luar biasa dan bisa menimbulkan tsunami sampai 29 meter," katanya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada 19 Desember 2021.

Berdasakan potensi gempa skala besar di Jawa Timur itu, diyakini dapat menyebabkan kerusakan radius 200-250 kilometer dari bibir pantai dengan sumber gempa yang sudah ada dengan magnitudo 7,0.

Berkaitan dengan hal itu, diharapkan masyarakat sudah mempersiapkannya dari sekarang.

Baca Juga: Habib Bahar Smith Lontarkan Makian Kasar ke Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Ini Bukan Kritik, tapi Caci Maki

Merujuk kepada data sejarah gempa yang dimiliki BMKG, wilayah Jawa Timur terjadi peningkatan intensitas kegempaannya.

Catatan BMKG, sepanjang tahun 2013-2015 jumlah gempa bumi di Jawa Timur  dengan beragam magnitudo terjadi kurang dari 230 kali per tahun.

Akan tetapi pada 2016 hingga 2020, jumlah gempa bumi dengan beragam magnitudo meningkat menjadi lebih dari 450 kali setahun dengan frekuensi tertinggi 655 kali yaitu pada 2016.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos Jawa Tengah Online Pakai NIK KTP untuk Dapatkan PKH atau BPNT

Perihal gempa yang terjadi di Kabupaten Jember pada 16 Desember 2021 lalu, BMKG menyatakan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Adapun kerusakan parah yang terjadi dikarenakan struktur konstruksi bangunan warga yang tidak kuat.

"Jadi ada yang salah kalau sampai ada kerusakan seperti ini. Nah, itu biasanya ada pada konstruksi runah warga yang tidak kokoh dan kuat, sehingga hal itu yang seharusnya diperbaiki," katanya.

Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Mutasi dan Rotasi 9 Kopolres di Wilayah Hukum Jabodetabek, Ini Nama-namanya

Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan tugas bersama.

"Itu tugas kita bersama. Pemerintah harus ketat dalam memberikan izin untuk bangunan. Pengecekan konstruksi harus ketat pula, jadi struktur bangunan harus dibuat siap untuk skenario terburuk," ujarnya.

Pada saat sebelumnya, gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,0 terjadi di wilayah selatan Jatim yang berpusat pada koordinat 8,55 derajat Lintang Selatan-113,48 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah barat daya Kota Jember pada kedalaman 26 km, namun gempa itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Mutasi dan Rotasi 9 Kopolres di Wilayah Hukum Jabodetabek, Ini Nama-namanya

Data BPBD Jember mencatat sedikitnya terdapat 46 unit rumah yang mengalami kerusakan yakni 34 unit mengalami rusak ringan, 11 unit mengalami rusak sedang, dan 1 unit mengalami rusak berat.

Tak hanya itu, 5 unit fasilitas umum berupa 4 sekolah dan 1 aula balai desa juga terdampak gempa tersebut.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah