Network
PR DEPOK - Ketua KPK Firli Bahuri mengaku dirinya merasa prihatin terhadap penangkapan pejabat yang terus menerus terjadi, termasuk yang menyeret Wali Kota Bekasi nonaktif Rahmat Effendi.
Firli Bahuri menyebut prihatin karena kasus baru dugaan korupsi yang menjerat Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi seolah menunjukkan kesan bahwa transaksi suap terus terjadi di antara pejabat.
Keprihatinan terhadap penangkapan Wali Kota Bekasi ini diungkapkan Firli Bahuri melalui cuitan di akun pribadinya, @firlibahuri.
"Tidak bisa saya hindari keprihatinan menyaksikan penangkapan pejabat yang terjadi secara terus menerus yang menciptakan kesan bahwa transaksi suap dan sogok terjadi setiap hari pada pejabat-pejabat yang berada pada posisi cukup strategis," ucapnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Sabtu, 8 Januari 2022.
Diketahui sebelumnya, Wali Kota Bekasi nonaktif Rahmat Effendi terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait dugaan tindak pidana korupsi pengadaan barang dan jasa serta lelang jabatan di lingkungan Pemkot Bekasi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan barang bukti yang dikumpulkan tim penyidik pada Kamis, 6 Januari 2022, KPK telah menetapkan Rahmat Effendi dan delapan orang lain sebagai tersangka.
Baca Juga: Hasil Tes Urine Negatif, Naufal Samudra akan Dipulangkan Selepas Menjalani Rehabilitasi
Sebelumnya Firli Bahuri menyebut penangkapan pria yang akrab dipanggil Pepen ini sangat disayangkan karena Bekasi merupakan kota strategis sebagai penopang jalannya ibu kota negara.
