BMKG: Waspadai Megathrust di Selat Sunda dengan Magnitudo 8,7

- 16 Januari 2022, 11:08 WIB
ILUSTRASI - Usai gempa di Banten, BMKG memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai megathrust di Selat Sunda dengan magnitudo 8,7.
ILUSTRASI - Usai gempa di Banten, BMKG memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai megathrust di Selat Sunda dengan magnitudo 8,7. /Pixabay

Daryono juga mengatakan, masyarkat diminta mewaspadai timbulnya tsunasmi dari gempa besar di Selat Sunda ini.

“Karena berada di antara dua lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami, yaitu Gempa Pangandaran magnitudo 7,7 pada 2006 dan Gempa Bengkulu magnitudo 8,5 pada 2007,” kata Daryono.

Baca Juga: Jutaan Penduduk Indonesia Telah Lakukan Vaksinasi Dosis Ketiga

Daryono, dalam Twitternya @daryonobmkg yang diposting 26 Desember 2021 lalu, menyebutkan, setidaknya pernah terjadi 16 kali gempa dahsyat yang terjadi sejak tahun 1700-an.

“Zona kekosongan gempa besar di zona megathrust di peta ini patut diwaspadai,” imbuh Daryono.

Apa itu gempa megathrust?

Baca Juga: Kasus Flu Burung pada Manusia di Tiongkok Meningkat, 2 Kematian Dilaporkan

Gempa megathrust adalah gempa dengan kekuatan yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi, dimana su lempeng tektonik bumi berada di bawah lempeng lainnya.

Gempa megathrust ini bisa memiliki kekuatan hingga magnitudo 9, bahkan lebih.

Megathrust pernah beberapa kali terjadi di beberapa negara, seperti Chile pada tahun 1960 dengan magnitudo 9,5 dan Alaska pada tahun 1962 dengan kekuatan 9,2.***

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah