Khawatir Tertular Virus Corona, Tenaga Medis Ditolak Tetangga Tempat Tinggalnya

- 25 Maret 2020, 15:17 WIB
Tenaga medis Puskesmas terpaksa gunakan jas hujan saat tangani pasien.*
Tenaga medis Puskesmas terpaksa gunakan jas hujan saat tangani pasien.* //Twitter @amosloranto

PIKIRAN RAKYAT - Penyebaran virus corona di Indonesia semakin hari terus alami peningkatan.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh pikiranrakyat-depok.com hingga Selasa, 24 Maret lalu Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto melaporkan jumlah kasus warga yang positif terpapar pandemi yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini di tanah air mencapai 686 kasus.

Kasus positif virus corona bertambah menjadi 107, dengan angka kematian bertambah 7 dengan total 55 orang.

Baca Juga: Puskesmas Kalimulya Siapkan Dokter untuk Layanan Konsultasi Gratis Via Telepon

Dalam penanganan kasus ini, tenaga medis menjadi garda terdepan untuk mengobati pasien positif COVID-19.

Hal itu menjadikan mereka sebagai orang yang rawan terpapar virus corona.

Namun, di sisi lain terdapat momen menyedihkan yang menimpa dokter dan perawat pasien COVID-19.

Baca Juga: Antisipasi Meluasnya Virus Corona, Satgas TMMD Depok Buat Tempat Cuci Tangan Portable

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Antara, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyatakan terdapat penolakan terhadap dokter dan perawat pasien COVID-19 oleh tetangga di lingkungan domisili tinggal mereka di Jakarta Timur.

"Laporan ini kami terima pada Minggu, 22 Maret 2020 lalu. Tidak hanya perawat tapi juga dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Akibatnya, tenaga medis perawat pasien COVID-19 itu saat ini ditampung sementara di salah satu gedung RSUP Persahabatan sebagai tempat tinggal sementara mereka.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap 4 Epicentrum Penyebaran Virus Corona di Jawa Barat

Harif tidak menyebut jumlah dokter yang perawat yang mengalami kondisi itu.

Namun, kejadian ini dipastikan baru diketahui terjadi di lingkungan RSUP Persahabatan, Pulogadung, Jakarta Timur.

"Saya baru mendapatkan laporan di RSUP Persahabatan saja. Domisili mereka tinggal ada di sekitar RSUP Persahabatan, di sekitar Jakarta Timur," ujarnya.

Baca Juga: Harry Kane: Saya Siap 100 Persen Bermain Begitu Liga Premier Inggris Kembali Bergulir

Penolakan itu dilakukan masyarakat karena merasa khawatir tertular virus corona atau COVID-19.

Dirinya menambahkan sebagai wadah perkumpulan perawat, PPNI mulai melakukan advokasi terhadap nasib tenaga medis yang kini mengalami kesulitan kembali ke tempat tinggal atau rumah mereka akibat penolakan tersebut.

Harif mengatakan tindakan masyarakat yang menolak kehadiran dokter maupun perawat COVID-19 dinilai berlebihan.

Baca Juga: Eks Pemain Everton dan Manchester United Wayne Rooney Sebut Liverpool Bermain Fantastis

"Justru sebenarnya masyarakat harus merasa beruntung ada perawat tinggal dekat tempat tinggal mereka. Tenaga medis ini lebih tahu karakteristik COVID-19 dibandingkan masyarakat awam," ucapnya.

Bahkan tenaga medis tersebut bisa menjadi tempat bertanya dan konsultasi terkait bahaya penyakit di lingkungan mereka.

"Kita mendengar ada upaya dari RSUP Persahabatan sedang mencarikan tempat. Sekarang saya coba hubungi PPNI daerah untuk advokasi ini," pungkasnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x