PR DEPOK - Perayaan Tahun Baru Imlek di kawasan Pasar Gede Solo baru-baru ini menimbulkan kerumunan warga.
Terkait kerumunan dalam perayaan Imlek ini, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, buka suara.
Dalam keterangannya, Gibran Rakabuming tidak apa-apa keramaian terjadi, hanya saja perlu memerhatikan protokol kesehatan.
Baca Juga: Cara Daftar DTKS Online untuk Pendaftaran KIP Kuliah 2022
Ia pun mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengadakan rapat terkait hal ini.
Lebih lanjut, Gibran Rakabuming mengatakan bahwa kerumunan terjadi di hampir semua tempat di berbagai daerah.
Oleh karena itu, ia menilai kerumunan tak jadi masalah asalkan masker tetap dipakai.
Gibran pun memutuskan untuk tak menutup pusat perayaan Imlek tersebut.
Pasalnya, ia menilai pusat perayaan Imlek tersebut justru membawa berkah untuk semua masyarakat.
Gibran Rakabuming pun telah memerintahkan agar Kepala Dinas Perhubungan membuat rekayasa lalu lintas di sekitar area yang dipadati masyarakat itu.
Terkait pernyataan Wali Kota Surakarta yang tak mempermasalahkan kerumunan di tengah pandemi Covid-19 ini, politikus Partai Demokrat, Yan Harahap, turut memberikan komentar.
Menurut Yan Harahap, kerumunan yang terjadi di Solo itu tidak masalah mengingat sang wali kota adalah anak dari seorang presiden.
"Nggak apa-apa, Walikotanya anak presiden," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @YanHarahap.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok 3 Februari 2022: Hujan Ringan Berpotensi Turun di Pagi Hari
Sebelumnya, kerumunan perayaan Imlek sempat terjadi di sejumlah daerah.
Selain di Solo, kerumunan dalam perayaan Imlek juga terjadi di Bandung, tepatnya dalam acara atraksi barongsai di Mal Festival Citylink.
Kerumunan di Mal Festival Citylink ini cukup banyak menuai komentar publik lantaran video kerumunan yang tersebar luas di media sosial.
Baca Juga: Cek Data DTKS Jakarta di pp-pusdatin-dinsos.jakarta.go.id Pakai NIK KTP
Tak sedikit yang mengkritik acara tersebut lantaran dinilai mengabaikan pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia.***