4 Fakta dan Teka-teki yang Kerap Dimitoskan Terkait Gunung Anak Krakatau

- 11 April 2020, 14:10 WIB
GUNUNG Anak Krakatau.*
GUNUNG Anak Krakatau.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi dan menarik perhatian banyak orang.

BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menyatakan, erupsi Gunung Anak Krakatau berlangsung hingga Sabtu 11 April 2020 pagi, berdasarkan laporan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).

Berdasarkan laporan PVMBG, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada Jumat 10 April 2020 pukul 22.35 WIB dengan ketinggian kolom abu sekira 657 meter di atas permukaan laut.

Karena letaknya di tengah laut, biasanya para wisatawan mancanegara mengunjungi Gunung Anak Krakatau dan berfoto di sana, tetapi tidak sembarangan orang bisa masuk ke area itu.

Baca Juga: Sering Lihat Meme Kocak Dua Anak Nigeria? Ini Kisah Mereka Sebenarnya

Baca Juga: Cara Mengirim Pesan di WhatsApp Tanpa Menyimpan Nomor ke Kontak

Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona: 5 Inspirasi Resep Masakan Kekinian Mengunakan Rice Cooker

Hampir sama dengan semua gunung yang ada di Indonesia, Gunung Anak Krakatau juga menyimpan sejumlah fakta dan teka-teki yang kerap dimitoskan.

Berikut ini Pikiranrakyat-depok.com rangkum sejumlah fakta terkait Gunung Anak Krakatau serta teka-teki yang sering dimitoskan sampai sekarang, dikutip dari KBRN RRI.

LITOGRAF letusan Gunung Krakatau. tahun 1883*
LITOGRAF letusan Gunung Krakatau. tahun 1883*

1. Gunung Anak Krakatau bisa 4-6 meter setiap tahun

Sejak Gunung Anak Krakatau muncul di permukaan laut pada 1929, sampai saat ini pertumbuhan Gunung Anak Krakatau terus terjadi.

Selama 80 tahun atau sampai dengan tahun 2010, ketinggiannya sudah mencapai 320 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan data tersebut, percepatan pertumbuhannya rata-rata 4 meter per tahun.

Hal ini terjadi karena aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau sangat tinggi sehingga banyak material yang dikeluarkan dari perut gunung dan membuat gunung terus tumbuh.

2. Gunung Anak Krakatau berbahaya

Karena pertumbuhan Gunung Anak Krakatau yang cepat, bencana yang pernah terjadi tahun 1883 mungkin bisa terjadi lagi.

Meski begitu, gunung api bukan penentu bahaya yang akan terjadi. Kalau bencana yang disebabkan aktivitas Gunung Anak Krakatau terjadi, kerusakan akan melanda kawasan di sekitar Selat Sunda.

3. Ada acara wayang

Meski letusan Gunung Anak Krakatau bisa ditelaah secara ilmiah, ada mitos yang berdedar di lingkungan penduduk sekitar Gunung Anak Krakatau.

Karena dikenal angker, warga dikabarkan sering terdengar suara aneh di area Gunung Anak Krakatau.

"Di sana sering terdengar suara-suara perempuan atau suara ramai seperti suara orang teriak-teriak dan menangis, padahal saat itu tidak ada orang sama sekali," ujar penjaga Cagar Alam Anak Gunung Krakatau.

FOTO udara letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu 23 Desember 2018.*
FOTO udara letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu 23 Desember 2018.*

Selain itu, polisi hutan yang melakukan patroli setiap hari mengaku pernah mendengar suara-suara instrumen gamelan wayang dari Anak Gunung Krakatau tersebut.

Setelah dicek, mereka tidak menemukan sumber suara tersebut dan menilai suara itu berasal dari aktivitas untuk menarik mahluk gaib di area Gunung Anak Krakatau.

4. Penemuan hewan misterius

Meski tergolong baru dan kerap dijadikan tempat wisata, Gunung Anak Krakatau tetap terkenal dengan keangkerannya. Para pendaki dikabarkan sering melihat sosok aneh di gunung tersebut.

Sementara menurut polisi hutan, ekosistem di pulau itu dijaga ketat dan petugas yang berpatroli tidak pernah menemukan hal yang aneh.

Anak Gunung Krakatau sebenarnya tidak dibuka untuk bisa dikunjungi wisatawan umum. Mengingat statusnya sebagai cagar budaya, wilayah ini diperuntukkan hanya bagi ilmuwan dan peneliti.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x