PR DEPOK – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar akhirnya minta maaf terkait data soal 198 pesantren yang diduga terafiliasi terorisme.
BNPT menjelaskan, data soal 198 pesantren yang terafiliasi terorisme itu tak dimaksudkan untuk menggeneralisasi seluruh pesantren.
Tak hanya itu, BNPT pun mengklarifikasi soal kalimat “terafiliasi jaringan teroris” yang sebelumnya disematkan pada pesantren tersebut.
Istilah “terafiliasi” itu, jelas dia, berarti terkoneksi yang berkaitan dengan individu-individu tertentu, dan bukan menyangkut lembaga.
Baca Juga: Sikapi Pengusiran Pesawat Susi Air, Mantan Jubir KPK: Apakah Tidak Dipikirkan Pemkab Malinau?
Boy Rafli mengungkapkan, sejumlah data tersebut didapat berdasarkan hasil rangkuman dari proses penegakan hukum yang digelar selama 20 tahun belakangan.
Lebih lanjut, Kepala BNPT menegaskan bahwa data yang disampaikan tersebut hanya merupakan oknum.
Adapun oknum tersebut, jelas dia, diduga berkaitan, terhubung, terpapar, saling mengenal, hingga mejnadi pelaku dari kejahatan terorisme.
Tampaknya permintaan maaf itu mendapat sorotan publik, salah satunya dari Imam Besar Masjid New York, Shamsi Ali.