PR DEPOK - Politisi Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya turut mengomentari pernyataan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta yang menyebut proyek Formula E terlalu dipaksakan di tengah pandemi Covid-19.
Mustofa lantas membandingkan hal tersebut dengan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta menuju Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) yang dinamakan Nusantara.
Mustofa menilai pemindahan IKN juga terlalu dipaksakan di tengah pandemi, terlebih lagi biaya yang dibutuhkan untuk pemindahan IKN sangatlah besar.
"Kalau pindahan Ibukota, gimana?," tulis @TofaTofa_id dikutip PikiranRakyat-Depok.com pada Rabu, 9 Februari 2022.
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menerima panggilan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk dimintai keterangan terkait penganggaran penyelenggaran Formula E.
"Menyampaikan hari ini seputaran permasalahan penganggaran dari pada Formula E," katanya pada Selasa.
Sebelumnya, ia telah menyetujui pembiayaan untuk penyelenggaraan Formula E pada 2019 lalu, sebab ia berpikiran bahwa hal tersebut merupakan terobosan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca Juga: Pangeran William Soal Camilla Dinobatkan Gelar Permaisuri, Lalui Pertengkaran hingga Seperti Ini
Akan tetapi, ia menyayangkan Formula E rupanya ngotot digelar di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda.
"Sekarang dilaksanakan (Formula E), ada apa sih kok dipaksakan. Padahal 2019 tuh belum terjadi pandemi Covid-19 ya, saya pikir ini terobosan dia (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan), saya mengesahkan lah adanya Formula E," jelas Prasetyo.
"Tetapi, tahun 2020 kan ada terjadi masalah besar, yaitu pandemi Covid-19, tetapi dengan situasi kita sedang kekurangan pendapatan, ini memaksakan bahwa Formula E ini harus berjalan sampai hari ini," pungkasnya.***