Luhut Klaim Memiliki Big Data Dukung Tunda Pemilu, Pigai: Haram bagi Militer Data Bohong, Jenderal Gagal Paham

- 13 Maret 2022, 10:53 WIB
Natalius Pigai menanggapi pernyataan Luhut yang mengklaim bahwa dirinya memiliki big data yang mendukung penundaan pemilu.
Natalius Pigai menanggapi pernyataan Luhut yang mengklaim bahwa dirinya memiliki big data yang mendukung penundaan pemilu. /Antara/Widodo S Jusuf/

PR DEPOK - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap terkait penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Menko Luhut mengklaim, berdasarkan big data dari 110 juta pengguna media sosial, menyatakan tak setuju jika Pemilu 2024 digelar di masa pandemi.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira 110 juta lah," kata Luhut Binsar Pandjaitan.

Atas dasar itu, Menko Luhut menilai jika masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diperpanjang, maka menurutnya Indonesia akan lebih baik.

Baca Juga: Link Live Streaming Torino vs Inter Milan di Liga Italia Senin, 14 Maret 2022 Pukul 2.45 WIB

“Ya kalau menurut saya pribadi ya, saya pikir akan lebih baik ya,” ujar Luhut Binsar Pandjaitan, di YouTube Deddy Corbuzier, 11 Maret 2022.

Luhut juga menyarankan, bahwa akan lebih baik jika perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi ditambah tiga tahun.

“Kalau misalnya ya beliau diperpanjang tiga tahun, mungkin sekali akan lebih baik, tiga tahun ya, sekali,” ujar Menko Luhut.

Baca Juga: 10 Fakta Perang Rusia-Ukraina, dari Total Jumlah Pengungsi hingga Pelarangan Ekspor Pupuk

Pernyataan Luhut Binsar Panjaitan tersebut ditanggapi oleh mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai.

Menurutnya, hal yang haram bagi militer ialah data bohong. Natalius mengatakan bahwa Luhut merupakan jenderal yang gagal paham.

Adapun Natalius mengibaratkan, jika menggunakan data bohong dalam perang tentu fatal, karena negara akan rugi uang, amunisi, tenaga dan marwa.

Baca Juga: Israel Minta Ukraina Menerima Tuntutan Rusia, Pejabat Senior Ukraina: Mereka Minta Kami Menyerah

"Hal yang HARAM BAGI MILITER itu DATA BOHONG. Dalam perang jika gunakan data bohong bisa FATAL. Misal: Lapor ke atasan titik persembunyian musuh, lantas dibom ternyata tanah kosong”. Negara rugi uang, amunisi, tenaga dan marwa. Luhut Jenderal yang gagal Paham!," kata Natalius Pigai, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @NataliusPigai2.

Cuitan Natalius Pigai.
Cuitan Natalius Pigai. Twitter @nataliuspigai2

Sebelumnya, Luhut mengungkap bahwa data tersebut menunjukkan kalau masyarakat menengah ke bawah ingin kondisi yang tenang, dan berharap tentang pembahasan ekonomi.

"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin," ujar Luhut melanjutkan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Twitter @NataliusPigai2


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah