Amalan Ibadah Jelang Hari Raya Idul Adha, dari Puasa Arafah hingga Potong Hewan Kurban

- 8 Juli 2022, 06:39 WIB
Ada banyak amalan ibadah yang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya di Bulan Dzulhijjah atau menjelang Hari Raya Idul Adha.
Ada banyak amalan ibadah yang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya di Bulan Dzulhijjah atau menjelang Hari Raya Idul Adha. /Pixabay/pinterastudio.

PR DEPOK - Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah yang dirayakan oleh seluruh umat Islam hanya tinggal menghitung hari.

Ada banyak amalan ibadah yang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya di Bulan Dzulhijjah atau menjelang Hari Raya Idul Adha.

Lalu apa saja amalan ibadah yang dianjurkan Allah SWT kepada umat Islam untuk dilakukan menjelang Hari Raya Idul Adha?

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Suaramuhammadiyah, berikut amalan ibadah yang bisa dilakukan di Bulan Dzulhijjah atau menjelang Hari Raya Idul Adha.

Baca Juga: 4 Hari Haram untuk Berpuasa di Bulan Dzulhijjah 1443 H, Salah Satunya saat Hari Raya Idul Adha

1. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat itu umat Islam yang sedang menunaikan ibadah haji tengah wukuf di Padang Arafah.

Bagi para kaum muslimin yang tengah wukuf di Padang Arafah dilarang untuk melaksanakan puasa Arafah.

Adapun keutamaan puasa ‘Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah saw yang berbunyi:

عَنً أَبِيً قَتَا دَةَالًأَنًصَارِيًِ:أَنَّ رَسُوًلَ اللّهِ سُئِلَ عَنً صَوًمِ يَوًمِ عَرَفَةَ, فَقَ لَ: يُكَفِرُ السَّنَةَ الًمَا ضِيَةَ وَالًبَا قِيَةَ, قَا لَ: وَسُئِلَ عَنً صَوًمِ يَوًمِ عَا شُوًرَاءَ, فَقَا لَ:

يُكَفِّرُ السَّنَةََ الًمَا ضِيةَ

Baca Juga: Berapa Kali Takbir Salat Idul Adha 2022? Simak Penjelasan, Tata Cara, dan Bacaan Niatnya

Artinya:

Dari Abi Qatadah al-Anshari, bahwasanya Rasulullah saw ditanya tentang puasa Arafah, lalu ia berrsabda: "Puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa (selama dua tahun), yakni satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Adapun puasa ‘Asyura (10 Muharram) dapat menghapuskan dosa selama setahun yang telah lalu” (HR Muslim).

2. Perbanyak Takbir

Memperbanyak membaca tahlil, takbir, tahmid, puasa, dan mengerjakan amal shalih, terutama pada tanggal 1-10 Dzulhijjah.

Baca Juga: 13 Sunah Nabi di Hari Raya Idul Adha, Salah Satunya Jalan Pergi dan Pulang Dianjurkan Berbeda

Takbir merupakan eksperesi kesadaran terhadap keagungan asma Allah dan kenisbian manusia di hadapan-Nya serta sebagai tanda syukur atas petunjuk yang diberikan-Nya.

Dituntunkan untuk membaca takbir, tahmid, dan tahlil yang dimulai setelah selesai shalat shubuh pada pagi hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai dengan akhir hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

Ucapan takbir itu yakni sebagai berikut:

اَللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

"Allaahu akbar Allaahu akbar,  Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha besar, Allah Maha besar dan segala puji bagi Allah".

Baca Juga: Idul Adha 2022 Ada Cuti Bersama? Simak Isi SKB 3 Menteri Soal Daftar Tanggal Merah Libur Nasional

3. Berhias dengan Memakai Pakaian Bagus dan Wangi-wangian

Sebagaimana pada sholat Idul Fitri, orang menghadiri sholat Idul Adha juga dituntunkan agar berpenampilan rapi. Yaitu dengan berhias, memakai pakaian bagus dan wangi-wangian.

– عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ يَلْبَسُ بُرْدَ حِبَرَةٍ فِيْ كُلِّ عِيْدٍ. [رواه الشافعي في المسند، جـ 1: 152، حديث رقم 441].

Artinya:

Dari Ja‘far Ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya (dilaporkan) bahwa Nabi saw selalu memakai wool (burdah) bercorak [buatan Yaman] pada setiap Id. [HR. asy-Syafi‘i dalam kitabnya al-Musnad, I:152, hadis nomor 441].

Baca Juga: Resep Sate Kambing Empuk Lengkap dengan Cara Buat Bumbu Kacang, Dijamin Nikmat dan Tidak Alot

2- عَنِ اْلحَسَنِ السِّبْطِ قَالَ: أَمَرَناَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِيْ العِيْدَيْنِ أَنْ نَلْبَسَ أَجْوَدَ ماَ نَجِدُ وَأَنْ نَتَطَيَّبَ بِأَجْوَدِ ماَ نَجِدُ وَأَنْ نُضَحِّيَ بِأَسْمَنِ ماَ نَجِدُ (اَلْبَقَرَةُ عَنْ سَبْعَةٍ والجزر عن عَشَرَةٍ) وَأَنْ نُظْهِرَ التَّكْبِيْرَ وَالسَّكِيْنَةَ وَاْلوٍقَارَ. [وقال الحاكم بجهالة إسحاق بن برزخ، وليس هو بمجهول، فقد ضعفه الأزدي ووثقه ابن حبان كما في التلخيص].

Artinya: Diriwayatkan dari al-Hasan cucu Rasulullah saw (dilaporkan bahwa) ia mengatakan: Kami diperintahkan oleh Rasulullah saw untuk pada dua hari raya [Idul Fitri dan Idul Adlha] memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang korban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan. [Al-Hakim menyatakan Ishaq Ibnu Barzakh sebagai majhul, padahal sebenarnya tidak majhul. Al-Azdi mendlaifkannya, sementara Ibnu Hibban menyatakannya tsiqah (terpercaya), demikian ditegaskan di dalam at-Talkhish karangan Ibnu Hajar].

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: suaramuhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x