Network
PR DEPOK - Erupsi gunung Ibu yang berada di Maluku Utara hingga kini berstatus waspada level II.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperingatkan masyarakat serta wisatawan untuk tidak beraktivitas di sekitar Gunung Ibu.
Setelah kembali mengalami erupsi pada 4 Oktober 2022 pukul 20.44 WIT, Gunung Ibu mengeluarkan kolom abu sekitar setinggi 1.100 meter di atas puncak atau sekitar 2.425 meter di atas permukaan laut di Maluku Utara dalam radius dua kilometer akibat erupsi abu vulkanik.
Hal ini disampaikan langsung oleh Petugas Pos Pantau Gunung Ibu, Axl Roeroe pada hari ini Rabu 5 Oktober 2022.
Baca Juga: Cara Cek Penerima BPNT Sembako Oktober 2022 secara Online Lewat HP di Link cekbansos.kemensos.go.id
"Masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung maupun wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer dan perluasan sektoral berjarak 3,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu," kata Axl dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara.
Diketahui kolom abu yang dikeluarkan oleh Gunung Ibu berwarna kelabu yang memiliki intensitas tebal dan mengarah ke Barat.
Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 milimeter dengan durasi selama 90 detik.
Baca Juga: Login cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Penerima PKH 2022 Tahap 4 Online Lewat HP
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung dan mulut (masker), serta pelindung mata (kacamata)," ucapnya lagi.
Gunung Ibu adalah gunung api bertipe stratovolcano dan berada di Barat Laut Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara, Indonesia, yang mana puncak gunung Ibu berbentuk kawah vulkanik.
Perlu diketahui pusat kawah Gunung Ibu adalah selebar 1 km dengan kedalaman 400 meter, kemudian di bagian luarnya memiliki lebar 1,2 kilometer.
Baca Juga: PKH Tahap 4 Periode Oktober 2022 Sedang Cair, Ini Daftar Masyarakat yang Terima Uang Tunai Rp750.000
Berdasarkan catatan aktivitas vulkanik Gunung Ibu, di mana gunung ini meletus pertama kali pada Agustus sampai September 1911. Lalu tahun 1998 sampai 1999 kembali meletus dengan menghasilkan sumbatan lava.
Aktivitas vulkanik kembali berlanjut pada 2001 hingga 2004, kemudian terjadi kembali pada 2019 sampai sekarang yang statusnya waspada Level II.***
