Derita Korban Gempa Lombok, Tua Renta Hidup di Rumah Tak Layak Huni dan Minim Perhatian Pemerintah

- 14 Juli 2020, 19:31 WIB
Ilustrasi rumah terbuat dari bambu.*
Ilustrasi rumah terbuat dari bambu.* /Antara/

"Sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan diperbaiki dan hanya diberikan bantuan seadanya," ucapnya.

Meski mendapatkan bantuan, Manhep menuturkan bahwa dirinya masih harus mencari barang-barang rongsokan. Hal itu dilakukan semata-semata untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Selain Manhep, terdapat seorang perempuan lansia lainnya yang mengalami hal serupa yakni Makiyah yang berusia 80 tahun hingga kini rumahnya belum mendapatkan sentuhan apa pun dari pemerintah setempat dan terpaksa untuk berteduh di bekas rumahnya yang luluh lantak akibat gempa tahun 2018.

Besar harapannya bahwa pemerintah setempat dapat dengan segera memperbaiki rumahnya serta mendapatkan bantuan sehingga impian memiliki rumah layak huni dapat segera terwujud.

Baca Juga: Jokowi Akan Bubarkan 18 Lembaga Negara, Bamsoet: Kaji Kembali Agar Tidak Ada Perlawanan 

"Kadang saya harus tidur di rumah tetangga karena belum jadi. Kalau tidur di rumah, saya tutupi dengan anyaman bambu, tidak jauh dari kamar mandi," ujar Makiyah.

Sejak kejadian itu, ibu empat anak ini mengatakan bahwa dirinya masih memiliki rasa trauma atas kejadian gempa kala itu. Maka dari itu, dirinya jarang untuk tinggal di rumah sementara yang ditempati.

Meski usianya tak lagi muda, Makiyah masih tetap bekerja sebagai kuli panggul bahan bangunan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Baca Juga: Kasus Baru Stabil di Angka 1.000, Jokowi Prediksi Puncak Covid-19 di Agustus-September 

"Pergi mengangkat dan menurunkan pasir, kerikil, ataupun bahan bangunan lainnya ke sampan. Dapatnya hanya Rp 10.000 karena saat ini sepi. Kalau dulu sebelum Covid-19, bisa dapat sampai Rp 50.000," kata Makiyah.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x