PR DEPOK - Galungan diambil dari bahasa jawa kuno yang artinya bertarung, yang disebut juga dungulan yang artinya menang.
Hari raya galungan dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 sekali dengan menggunakan kalender Bali yaitu hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).
Intinya Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani untuk mendapatkan pikiran dan pendirian yang terang.
Baca Juga: 4 Fakta Perayaan Hari Raya Galungan di Pulau Dewata Bali, Diperingati Mulai 10 November
Bersatunya rohani dan pikiran yang terang adalah wujud dharma dalam diri, sedangkan segala kekacauan pikiran itu adalah wujud adharma.
Makna Hari Raya Kuningan
Hari Raya Kuningan disebut juga Tumpek kuningan yang jatuh pada hari Sabtu Kliwon wuku kuningan.
Umat yang merayakan ini melakukan pemujaan pada para Dewa, pitara untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntutan lahir-batin.
Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Raya Galungan 2021 Gratis, Bisa Dibagikan di Media Sosial
Rangkaian Peringatan Galungan dan Kuningan sebagai berikut;
Tumpek Wariga
Tumpek Wariga adalah 25 hari sebelum Galungan yang memuja Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan keselamatan tumbuh-tumbuhan.
Tradisi masyarakat untuk merayakannya adalah dengan menghaturkan banten ( sesaji) yang berupa bubuh (bubur) Sumsum berwarna.
Sugihan Jawa
Sugihan Jawa sebagai arti bersih, suci, dan Jawa artinya luar, Umat Hindu melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau mererebon.
Baca Juga: Resep Manisan Kulit Jeruk Bali, Mudah Dibuat dan Kaya akan Manfaat Kesehatan
Sugihan Bali
Sugihan Jawa adalah pembersihan diri sendiri/Bhuana Alit pelaksanaanya, dalam mandi pembersihan secara fisik dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih sebagai simbolis penyucian jiwa raga untuk menyongsong hari Galungan yang semakin dekat.
Hari Penyekeban
Hari penyekeban memiliki arti “nyekeb indrya” yang artinya, mengekang diri agar tidak melakukan hal- hal yang tidak benar oleh agama. Dirayakan setiap Minggu Pahing wuku Dungulan.
Hari Penyajan
Hari Penyajan dirayakan untuk memantapkan diri sebelum perayaan hari Galungan, pada saat hari Penyajan umat akan digoda oleh Sang Bhuta Dungulan yang menguji sejauh mana tingkat pengendalian diri umat Hindu menuju Galungan, biasanya dirayakan setiap hari Senin Pon wuku.
Baca Juga: Gempa Susulan di Karangasem Bali Terjadi Lebih dari 5 Kali Hari Ini, Tercatat hingga 3,2 Magnitudo
Hari Penampahan
Hari Penampahan jatuh hari sebelum galungan pada Selasa Wage wuku Dungulan, umat akan disibukkan dengan pembuatan penjor sebagai ungkapan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang diterima selama ini.
Mereka juga menyembelih Babi yang dagingnya, akan digunakan sebagai pelengkap upacara.
Penyembelihan Babi ini juga mengandung makna simbolis, yaitu membunuh semua nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia. ***