"Ada sedikit sejarah yang harus diluruskan. Bung Karno tidak pernah mau memindahkan ibu kota. Bung Karno, sebagian informasi saya dapat dari Sdr. Ridwan Saidi. tetapi saya juga sudah punya informasi ini sebelumnya," kata Salim Said dikutip dari Indonesia Lawyers Club tahun 2019, 24 Februari 2023.
"Bicara tentang Palangkaraya, kata 'Palangkaraya' no where' buat saya, saya masih kecil waktu itu. Itu dalam rangka nation buildingnya Soekarno menyenangkan gubernurnya Tjilik Riwut, sebab itu daerah terisolir," lanjutnya.
Dia juga mengatakan soal apa yang sempat dikatakan olah Bung Karno.
"Mungkin Bung Karno mengatakan, ada kemungkinan suatu kali jadi ibu kota, tapi Bung Karno tidak merencanakan. Lagi pula, coba check itu kapan diungkapkan Bung Karno. Waktu itu tidak ada kebutuhan memindahkan ibu kota. tidak macet, kata polusi belum masuk kamus, dan sebagainya.
"Jadi, memang tidak ada dasar Presiden Soekarno mau memindahkan ibu kota," tuturnya.
Baca Juga: Kondisi Terbaru David Korban Penganiayaan Anak Pejabat DJP: Belum Sepenuhnya Sadar tapi...
Menyambung pemikiran Salim Said, dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1964 dengan tegas menyatakan Jakarta tetap sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia.
Lebih jauh, Said mengatakan bahwa yang berencana memindahkan ibu kota Jakarta itu Presiden Soeharto. Bahkan, Presiden Soeharto sudah membeli tanah di Jonggol sebagai langkah konkret pemindahan ibu kota.
"Justru yang mau memindahkan ibukota itu dan tanah sudah mulai dibeli, Pak Harto, Jonggol itu," ujar Salim Said.***