Ngotot Datangkan TKA, Luhut Binsar Pandjaitan: SDM Lokal Tidak Cukup Mememenuhi Kapasitas yang Ada

- 26 Juli 2020, 20:19 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. /- Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

PR DEPOK - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengikuti webinar yang bertajuk 'Sore Bersama LBP' pada Sabtu, 25 Juli 2020.

Dalam acara yang digelar secara virtual tersebut, Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan adanya tenaga kerja asing (TKA).

Adapun alasan dibutuhkannya TKA di Indonesia lantaran sumber daya manusia (SDM) lokal dirasa tidak cukup untuk memenuhi kapasitas yang ada.

Baca Juga: Yakin Anaknya Tewas Dibunuh, Ibunda Yodi Prabowo Sebut Dugaan Bunuh Diri oleh PMJ Janggal

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara, ia menjelaskan karena ketidakcukupan itulah nembuat pemerintah meminta investor untuk melatih serta mendidik tenaga kerja lokal.

Permintaan itu merupakan salah satu dari lima rule of thumb investasi di Indonesia.

"Karena kita enggak cukup. Di Morowali, Konawe Utara, Halmahera Tengah itu mana ada cukup. Kalau ada yang bilang cukup, datang ke saya," kata Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: KPK Pertimbangkan Ajukan Permohonan Red Notice kepada Interpol untuk Buronan Harun Masiku

Belum lama ini rencana pemerintah untuk datangkan 500 TKA asal Tiongkok ke Sulawesi Tenggara dapat penolakan dari berbagai pihak.

Padahal menurutnya, dengan kedatangan TKA akan menciptakan lapangan pekerjaan di daerah tersebut.

"Sekarang kita buka, kita datangkan 500 orang asing dari China, itu dia ciptakan 5.000 lapangan kerja ahli. Dia beriķan training dan transfer teknologi," ujarnya.

Baca Juga: Mulai 27 Juli 2020 PT KAI Hadirkan Layanan Tes Rapid di 12 Stasiun di Indonesia

Lebih lanjut, dengan hadirnya industri di sejumlah wilayah, ia mengklaim maka hal tersebut dapat mendorong dibangunnya politeknik di setiap titik dekat pabrik.

"Mana ada sekolah khusus tembaga di Timika? Kan enggak ada. Sekarang kita buat ini di Morowali, nanti yang kritik, pergi dan lihat, berapa banyak orang asal Tiongkok, berapa banyak orang Indonesia-nya. Sekarang sudah hampir 45 ribu pekerja di sana. Dari Tiongkok mungkin tiga ribuan, lainnya orang Indonesia," imbuhnya.

Luhut juga bercerita saat awal-awal pembangunan politeknik, banyak masyarakat lokal yang tidak lolos masuk karena tingkat pendidikan SMA yang kurang mumpuni.

Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 Kian Meningkat, Anies Baswedan: Jika Mau Turun Bisa Saja Pemeriksaan Dikurangi

Akhirnya kualitas SMA pun ikut diperbaiki, politeknik pun menggunakan tenaga pengajar berkualitas.

"Banyak masalah yang tidak diketahui, tapi orang asik ribut yang tidak perlu," tuturnya.

Terkait rule of thumb investasi, selain harus mendidik dan membangun politeknik untuk melatih tenaga kerja lokal, Luhut Binsar Pandjaitan pun meminta investor menerapkan teknologi kelas satu yang ramah lingkungan.

Baca Juga: Seorang Pembelot Dicurigai Terinfeksi Virus Corona, Kim Jong Un Deklarasikan Keadaan Darurat

Kemudian meminta investor untuk melakukan transfer teknologi, memberikan nilai tambah industri, serta menggunakan konsep kerja sama business to business.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x