Network
PR DEPOK – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah membalas surat Anies Baswedan mengenai kesiapan memenangkan Pilpres 2024. AHY menyatakan dirinya siap.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Badan Pembina, Kaderisasi, dan Keanggotaan Partai Demokrat Herman Khaeron. Ia mengatakan, AHY menyanggupi ajakan Anies Baswedan sebagai cawapres .
“AHY sudah membalas surat Anies Baswedan. ‘Bismillahirahmanirahim tentu kami siap bersama memenangkan Pilpres 2024,” ujar Herman seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara pada Jumat, 1 September 2023.
Baca Juga: 7 Mie Ayam Terfavorit di Kabupaten Kudus, Berikut Alamatnya
Berhubung AHY siap, lanjut Herman, Anies Baswedan berencana melakukan pertemuan dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) untuk mendeklarasikan bakal capres-cawapres.
Dalam perencanaan, deklarasi Anies Baswedan dan AHY sebagai capres-cawapres pada waktu Ramadhan dan tanggal 18 Agustus 2023 lalu, tetapi tidak terwujud.
“Akhirnya diputuskan deklarasi dilakukan antara tanggal 1 sampai 10 September 2023,” katanya.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Gudeg di Klaten yang Rasanya Asam, Manis, Gurih Kumplit!
Seperti diketahui, Partai Demokrat telah membeberkan isi surat Anies Baswedan tertanggal 25 Agustus 2023 yang berisi harapan AHY bersedia bersama memenangkan Pilpres 2023.
Pengungkapan isi surat Anies Baswedan tersebut menyusul keputusan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang menetapkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres yang mendampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
Imbas dari keputusan tersebut, sejumlah DPP Partai Demokrat menginstruksikan kadernya menurunkan seluruh baliho Anies Baswedan-AHY yang sudah dipasang.
Demokrat menilai keputusan mengenai paker Anies-Muhaimin tidak melalui komunikasi dengan mereka.
Baca Juga: Hits dan Estetik! Top 7 Cafe yang Cocok Buat Ngopi di Jember, Simak Lokasinya
Banyak pihak yang berspekulasi bahwa koalisi Anies-Muhaimin bakal membubarkan koalisis partai lain. Namun, sejumlah pengamat politik menilai hal itu tidak akan terjadi.
“Kecil kemungkinan koalisi perubahan persatuan atau blok-blok koalisi,” ujar Pengamat Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada Nyarwi Ahmad.
Meski demikian, yang bisa terjadi adalah adanya perubahan komposisi partai politik di setiap koalisi.***
