Network
PR DEPOK - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2015 Tentang Museum mengatur secara tegas mengenai keselamatan kebakaran untuk museum di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk melindungi koleksi berharga yang disimpan di dalam museum dari potensi bahaya kebakaran. Beberapa poin penting yang diatur dalam peraturan ini meliputi:
Pertama, museum wajib memiliki sistem proteksi kebakaran yang memadai. Ini termasuk
sistem alarm kebakaran, sistem hydrant, sistem sprinkler, dan sistem pemadam kebakaran lainnya. Penting untuk memastikan bahwa sistem ini berfungsi optimal dan dapat menangani berbagai jenis kebakaran yang mungkin terjadi.
Selain itu, sistem ini harus disesuaikan dengan jenis koleksi yang disimpan. Hal ini mengingat beberapa koleksi mungkin lebih rentan terhadap kebakaran dibandingkan
yang lain.
Baca Juga: Rekomendasi 8 Kuliner Soto Terlezat di Wonosobo, Kuahnya Sedap Kaya Rempah-Rempah
Kedua, museum juga diwajibkan memiliki sarana dan prasarana untuk evakuasi. Ini
mencakup tangga darurat, pintu darurat, dan jalur evakuasi. Semua sarana ini harus memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan untuk memastikan bahwa pengunjung dan personel dapat dengan cepat dan aman keluar dari museum dalam situasi darurat.
Selain itu, penting untuk memiliki petugas penanggulangan kebakaran yang terlatih.
Mereka adalah orang-orang yang akan bertanggung jawab untuk mengatasi kebakaran
jika terjadi. Mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam penanganan kebakaran.
Untuk memastikan bahwa semua sistem dan sarana tersebut berfungsi dengan baik, museum diharuskan untuk melakukan inspeksi secara berkala. Inspeksi ini dilakukan oleh
petugas yang berwenang dan hasilnya harus dilaporkan kepada instansi yang berwenang.
Baca Juga: Kemkominfo: Desa Merdeka Sinyal akan Melangkah Menuju Indonesia Maju
Langkah ini penting untuk memastikan bahwa semua sistem kebakaran tetap dalam kondisi optimal.
