Kemenperin Gelar Pembinaan Batik Ramah Lingkungan Guna Berdayakan Pelaku Ekonomi di Masa New Normal

- 7 September 2020, 21:06 WIB
ILUSTRASI kain batik.*
ILUSTRASI kain batik.* /Kemenparekraf/

PR DEPOK - Selain mengendalikan laju persebaran virus corona, pemerintah juga fokus mengupayakan pemulihan sektor ekonomi di masa new normal.

Salah satu upaya yang tengah digencarkan yakni mendorong proses pembuatan batik yang ramah lingkungan, yang diawasi langsung oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Kemenperin memberikan pembinaan dan pelatihan batik ramah lingkungan kepada para pengrajin batik yang tergabung dalam Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ) yang menghimpun 38 kabupaten dan kota.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyebut tujuan penyelenggaraan pelatihan kali ini untuk menciptakan efisiensi pada proses produksi.

“Tujuannya untuk menciptakan efisiensi pemakaian bahan baku, energi, dan hemat air, sehingga limbah yang dihasilkan lebih sedikit. Hal ini sesuai dengan implementasi prinsip industri hijau yang dapat mendukung konsep ekonomi secara berkelanjutan,” tutur Doddy seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Baca Juga: Periode September dan Oktober, Indonesia Akan Mengalami Cuaca Ekstrim Akibat Kulminasi Matahari

Doddy mengatakan bahwa praktik industri hijau sangat penting dan mutlak dilaksanakan guna mencapai efisiensi produksi serta menghasilkan produk yang ramah lingkungan.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa industri ramah lingkungan merupakan penyelaras pembangunan industri dan keberlangsungan lingkungan.

“Apalagi industri ramah lingkungan merupakan sebuah ikon yang harus dipahami dan dilaksanakan dalam menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan,” ujar Doddy.

Guna mempercepat penerapan industri hijau, pelaku usaha terkait direkomendasikan untuk memanfaatkan teknologi mutakhir atau mengoptimalkan hasil riset yang telah dilakukan.

Doddy mmengatakan bahwa pengembangan industri ramah lingkungan dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain produksi bersih, konservasi energi, efisiensi sumber daya, proses daur ulang hingga teknologi rendah karbon.

Sementara itu, Kepala BBKB Yogyakarta Titik Purwati Widowati menjelaskan pelatihan batik ramah lingkungan itu fokus membahas penerapan manajemen bahan baku dan kimia, penghematan energi dan air, melakukan daur ulang lilin batik dan larutan bekas pewarna, pengolahan limbah batik, serta penetapan standar industri hijau untuk batik.

Baca Juga: Studi Ungkap 12 Minggu Usai Pasien Covid-19 Sembuh, Kerusakan Paru-paru Berkurang Hingga 56 Persen

“Kami berharap para anggota APBJ mendapat pemahaman mengenai langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk batik yang ramah lingkungan dan setelah menerapkan langkah-langkah tersebut, para anggota APBJ ini mendapatkan sertifikat industri hijau,” tutur Titik.

Selain itu BBKB Kemenperin juga menyelenggarakan kelas umum melalui aplikasi Whatsapp yang secara rutin dilaksanakan setiap dua kali dalam sepekan.

Salah satu materi yang disampaikan yakni mengenai teknik pembuatan masker kain kepada masyarakat.

“Selama pandemi kami juga telah menyelenggarakan kuliah virtual lewat Zoom sebanyak tujuh kali dengan jumlah peserta 913 orang, dan kulwap hingga 12 kali dengan jumlah peserta 2.336 orang,” ujarnya.

Selain itu, upaya untuk melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 juga dilakukan dengan perluasan litbangyasa seperti pembuatan masker kain, pembuatan hand sanitizer, cairan disinfektan, serta pembuatan face shield.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x