PR DEPOK - Kota Surabaya merupakan Kota terbesar nomor dua di Indonesia. Ibukota Provinsi Jawa Timur ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan kepahlawanan dan keberanian.
Mulai dari suporter klub bola lokalnya bernama Bonek (Bondo Nekat), Peristiwa 10 November 1945 yang sangat heroik, bahkan pemberian nama ‘Surabaya’ pun juga bermakna demikian.
Ya, asal usul nama dari Kota Pahlawan ini sendiri bukan yang seperti yang anda kira. Berdasarkan laman resmi Pemerintahan Kota Surabaya, nama ‘Surabaya’ bukanlah berasal dari kisah rakyat tentang pertarungan Sura (ikan hiu) dengan Baya (buaya), tapi dari kata Chula Baya.
Baca Juga: Bumbunya Mantep, Simak 5 Tempat Makan Sate Rekomendasi di Jogja, Nomor 3 Banyak Dicari
Sejarah Kota Surabaya sudah ada sebelum Kerajaan Majapahit terbentuk. Nama tersebut muncul setelah peristiwa pertarungan antara Raden Wijaya dengan pasukan Mongol utusan kubilai Khan.
Sebelum Pertempuran Raden Wijaya Dengan Pasukan Mongol
Berdasarkan buku berjudul “Pasak Sejarah Indonesia Kekinian: Surabaya 10 November 1945” yang ditulis oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kota Surabaya dan diterbitkan oleh Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya nama Surabaya muncul saat Raden Wijaya berhasil mengusir pasukan Kubilai Khan
Baca Juga: 8 Warung Bakso Paling Laris di Grobogan, Baksonya Murah dan Enak Tanan!
Berdasarkan Kitab Negarakertagama. Kala itu Kerajaan Singasari tidak mau tunduk kepada Kekaisaran Mongol yang saat itu dipimpin oleh Kubilai Khan. Bahkan Kertanegara selaku Raja Singasari, berani memotong daun telinga dari utusan yang dikirim Kubilai Khan.
Terprovokasi oleh tindakan Kertanegara, Kubilai Khan mengutus pasukannya pada tahun 1292 menuju Singasari. Rombongan tersebut sampai pada tahun 1293. Mereka tiba di pesisir utara Jawa, tepatnya di Tuban, baru melanjutkan perjalanan ke timur hingga mencapai Tanjung Perak.