Lonjakan Kasus Pneumonia, Kementerian Kesehatan RI Imbau untuk Waspada

- 29 November 2023, 08:27 WIB
Ilustrasi pneumonia.  Ini langkah pencegahan yang bisa dilakukan,
Ilustrasi pneumonia. Ini langkah pencegahan yang bisa dilakukan, /Freepik/Wirestock

PR DEPOK - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengambil langkah cepat menyusul laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang peningkatan kasus pneumonia yang belum dapat diidentifikasi penyebabnya, terutama pada anak-anak di Tiongkok Utara. Pada 22 November 2023, WHO menginformasikan hal ini melalui ProMed, menciptakan kekhawatiran di tingkat internasional.

Meskipun penyebab pasti dari penyakit pernapasan ini belum dapat dipastikan, laporan epidemiologi menunjukkan peningkatan kasus mycoplasma pneumoniae sebanyak 40 persen. Mycoplasma sendiri adalah penyebab umum infeksi pernapasan sebelum munculnya pandemi COVID-19.

Sejak Mei 2023, kasus rawat jalan dan rawat inap anak-anak akibat mycoplasma pneumoniae juga mengalami peningkatan. Pada Oktober 2023, angka kesakitan karena respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, dan influenza juga mengalami kenaikan, meski saat ini sudah mengalami penurunan.

Baca Juga: Siapa Tiko Pradipta Aryawardhana? Berikut Profil Singkat Calon Suami BCL yang Ternyata Duda Anak Tiga

Untuk mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia, Kementerian Kesehatan, melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, segera merespons dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, diterbitkan pada 27 November 2023.

Surat edaran tersebut ditujukan kepada para pemangku kepentingan di bidang kesehatan, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan bahwa tujuan dari surat edaran ini adalah untuk mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia.

Surat edaran tersebut menginstruksikan Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk memantau perkembangan kasus pneumonia di tingkat global dan meningkatkan kewaspadaan dini dengan memonitor kasus dicurigai pneumonia.

Baca Juga: Praktis dan Cepat! Isi Saldo LinkAja Melalui Internet Banking ATM Bersama dengan Cara Mudah Ini!

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Maxi juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap orang, alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, dan binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas negara. Hal ini terutama berlaku untuk benda-benda yang berasal dari negara yang terkena dampak.

Instansi terkait, termasuk fasilitas pelayanan kesehatan di daerah, diminta untuk melakukan surveilans ketat dan melaporkan temuan kasus melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Laporan juga harus ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Dalam langkah-langkah konkret, Dinas Kesehatan akan menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai mycoplasma pneumoniae dari fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi pengiriman spesimen ke laboratorium rujukan Sentinel ILI/SARI.

Baca Juga: Mau Makan yang Hangat? Ini 4 Bubur Ayam Enak di Pandeglang, Porsi Mengenyangkan dan Murah Meriah

Direktur Jenderal Maxi menegaskan pentingnya upaya promosi kesehatan, khususnya melalui edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit pneumonia.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengenali gejala dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Pencegahan menjadi langkah krusial dalam menghadapi wabah ini, dengan vaksinasi sebagai salah satu metode utama pencegahan, terutama untuk anak-anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa di atas 65 tahun, yang memiliki risiko lebih tinggi.

Baca Juga: 7 Warung Sate Kambing yang jadi Favorit Warga Cirebon, Rasanya Mantap dan Dijamin Ketagihan!

Selain itu, menjaga kebersihan dengan mencuci tangan secara rutin dapat menghindarkan masuknya bakteri dan kuman ke dalam paru-paru.

Menjauhi rokok juga penting, karena perokok memiliki risiko lebih besar terkena pneumonia akibat paru-paru yang lebih rentan terhadap infeksi. Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan menjalani pola hidup sehat juga menjadi langkah efektif dalam mencegah penyebaran penyakit ini.***

Editor: Dini Novianti Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah