Network
Selain itu, dengan membaca data maka emosinya lebih bisa dikelola. Pernyataan Sri Mulyani tak hanya untuk negara tetapi juga perorangan. Menurutnya, orang yang tak bisa membaca data maka akan mudah terprovokasi sehingga akan mudah terpancing emosinya.
“Orang yang tak bisa baca data mudah sekali diprovokasi. Dikasih sedikit, dikilik-kilik emosi. Mengilik emosi itu gampang banget. Entah karena sentimen suku, agama, ras, nasionalisme dan ketidakadilan. Itu very easy to provoke,” ujar Sri Mulyani dikutip PikiranRakyat-Depok.con dari akun X @Yurissa_Samosir.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga berpesan untuk menggunakan data, dalam memilih pemimpin Indonesia. Meski berbeda-beda pilihan, dirinya meminta agar masyarakat memilih secara rasional.
"Jadi, saya katakan menjelang Pemilu, Anda boleh berbeda pilihan siapa saja yang Anda pilih, that's really your hak sebagai warga negara. Tapi gunakan secara rasional. Baca data, baca statement, lihat dan pilih. Path mana, Indonesia mau ke depan," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: My Man is Cup Episode 13 Kapan Tayang? Cheon Sang Hyuk Bongkar Identitas Asli
Usulan Anggaran Kemenhan Banyak Ditolak Menkeu Diketahui sebelumnya, Prabowo sempat menyinggung Sri Mulyani karena banyak menolak usulan anggaran Kemenhan.
Salah satu alasannya karena mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan oleh Prabowo dalam Debat Capres Ketiga pada Mingg, 7 Januari di Istora Senayan, Jakarta.
Dalam suasana Pemilu yang boleh berbeda, Sri Mulyani menegaskan bahwa masyarakat bebas memilih pilihan mereka, tetapi dengan penekanan khusus pada penggunaan rasionalitas dan data sebagai panduan.
Pesannya merangkul perbedaan pilihan dan mengajak Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan terarah.***
