"Jadi, tindakan-tindakan mereka yang menyampaikan informasi yang sangat tidak argumentatif, tetapi tendensius untuk menyudutkan pihak tertentu, berseberangan dengan apa yang menjadi sikap sebagian besar rakyat," ucapnya.
Oleh sebab itu, dia menghimbau masyarakat supaya tidak terhasut dengan narasi di dalam film dokumenter "Dirty Vote" yang diunggah di YouTube itu.
“Kami menyarankan kepada rakyat untuk tidak terhasut, serta tidak terprovokasi oleh narasi kebohongan dalam film tersebut serta tidak melakukan pelanggaran hukum," paparnya.
"Kita harus pastikan Pemilu 2024 berlangsung damai, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber jurdil),” sambung dia.
Baca Juga: Live! Arsenal vs West Ham Jam Berapa? Berikut Link Streaming Pertandingannya
Sebagai informasi, film dokumenter Dirty Vote disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono. Di dalam siaran tertulisnya, Dandhy menyampaikan film itu bentuk edukasi untuk masyarakat sebelum menentukan hak pilihnya pada 14 Februari 2024 dalam Pemilu 2024.
“Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres, tetapi hari ini saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara,” jelasnya.
Dia kemudian mengungkapkan jika film garapannya itu diproses dalam kurun waktu sekitar 2 minggu, yang didalamnya mencakup proses riset, produksi, penyuntingan, sampai rilis.
Tambahnya, dalam pembuatannya melibatkan 20 lembaga, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Indonesia Corruption Watch, JATAM, Lokataru, LBH Pers, WALHI, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.