Perbedaan Awal Ramadan: Sidang Isbat 10 Maret 2024 untuk Keseragaman Idul Fitri

- 9 Maret 2024, 10:38 WIB
Pada 10 Maret 2024, Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat untuk menetapkan Awal Ramadhan 1445 H.*
Pada 10 Maret 2024, Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat untuk menetapkan Awal Ramadhan 1445 H.* /ANTARA FOTO/Moch Asim

PR DEPOK - Pada 10 Maret 2024, Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat untuk menetapkan Awal Ramadhan 1445 H. Acara ini akan digelar di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.

Menurut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kamaruddin Amin, Sidang Isbat akan diadakan dalam format hybrid, yaitu kombinasi daring dan luring.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan layanan keagamaan kepada masyarakat agar memperoleh kepastian terkait pelaksanaan ibadah Ramadhan.

Adib, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kementerian Agama, menambahkan bahwa Sidang Isbat akan melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama serta dihadiri oleh duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam. MUI dan Komisi VIII DPR RI juga telah diundang untuk hadir dalam sidang tersebut.

Baca Juga: Apple Sederhanakan Transfer Data dari iPhone ke Android, Kapan Mulai Berlaku?

Sidang Isbat akan terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1445 H berdasarkan hasil hisab oleh Tim Hisab dan Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB. Tahap ini akan terbuka untuk umum dan disiarkan secara live di Channel Youtube Bimas Islam.

Tahap kedua adalah Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 1445 Hijriah, yang akan dilakukan secara tertutup setelah Salat Magrib. Selain data hisab, sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatulhilal yang dilakukan Tim Kemenag di 134 lokasi di seluruh Indonesia.

Tahap ketiga adalah konferensi pers untuk mengumumkan hasil sidang isbat, yang juga akan disiarkan melalui media sosial Kemenag.

BRIN menyebut bahwa Awal Ramadhan menunjukkan perbedaan antara pemerintah dan ormas. Namun, Idul Fitri 2024 akan seragam, menurut BRIN. Perbedaan awal Ramadan dan persamaan lebaran di Indonesia disebabkan oleh perbedaan kriteria dan otoritas.

Baca Juga: Tanggal Berapa 1 Ramadhan 2024 versi NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah

Menurut Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, perbedaan kriteria hilal yang diresmikan oleh pemerintah Indonesia dan ormas Islam adalah tinggi minimal 3 derajat Celcius dan elongasi bulan dengan matahari sebesar 6,4 derajat.

Pada 10 Maret 2024 di Indonesia, posisi Bulan sudah diatas ufuk dan sudah positif. Di Jakarta, posisi Bulan tingginya 0,7 derajat dan elongasi sudah diatas ufuk, namun masih kurang dari 6,4 derajat. Oleh karena itu, organisasi masyarakat (ormas) memutuskan awal Ramadhan jatuh pada 11 Maret 2024.

Walaupun berbeda dalam menetapkan awal Ramadhan, tanggal lebaran atau Idul Fitri akan seragam. Saat sidang isbat tanggal 9 April 2024, diputuskan bahwa Idul Fitri jatuh pada 10 April 2024, sesuai dengan kriteria wujudul hilal yang telah dilakukan salah satu ormas.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas telah meminta masyarakat untuk menjaga toleransi dan ukhuwah islamiyah dalam menyikapi perbedaan awal Ramadhan 2024.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah