Tulis Surat Terbuka untuk Buruh, Menaker: Baca Keseluruhan RUU Cipta Kerja yang Diakomodir Aspirasi

- 5 Oktober 2020, 22:09 WIB
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah. /

PR DEPOK – Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law telah resmi disahkan menjadi undang-undang dalam rapat paripurna yang digelar pada Senin, 5 Oktober 2020.

Terkait pengesahan RUU Cipta Kerja ini, sejumlah penolakan disuarakan oleh elemen buruh di seluruh Indonesia.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, menyampaikan Surat Terbuka yang ditujukan kepada serikat pekerja/serikat buruh.

Surat Terbuka tersebut bertajuk “Hati Saya Bersama Mereka yang Bekerja dan yang Masih Menganggur”.

Dalam suratnya, Ida Fauziyah mengatakan bahwa RUU Cipta Kerja telah dibahas sejak awal 2020 baik secara formal melalui lembaga Tripartit, maupun secara informal.

Baca Juga: Elemen Serikat Pekerja Rencanakan Mogok Nasional, Berikut 7 Alasan Omnibus Law Merugikan Para Buruh

Ia menambahkan bahwa RUU Cipta Kerja telah menampung semua aspirasi baik dari rakyat maupun dari berbagai kalangan.

Lebih lanjut ida juga mengakui memang tidak mudah untuk menyeimbangkan antara perlindungan bagi pekerja dan memberikan kesempatan untuk orang-orang yang masih menganggur.

“Saya paham ada di antara teman-teman yang kecewa atau belum puas. Saya menerima dan mengerti. Ingatlah, hati saya bersama kalian dan bersama mereka yang masih menganggur,” tulis Ida dalam Surat Terbuka, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Menteri Ketenagakerjaan itu juga menganjurkan agar para buruh mempertimbangkan lagi mogok nasional yang mereka rencakanan, mengingat situasi yang masih dalam masa pandemi.

“Pertimbangkan ulang rencana mogok itu. Bacalah secara utuh RUU Cipta Kerja ini. Banyak sekali aspirasi teman-teman yang kami akomodir. Soal PKWT, outsourcing, syarat PHK, itu semua masih mengacu pada UU lama"

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Sebut UU Cipta Kerja Bawa Perubahan Positif, Tawarkan Kemudahan dalam Berusaha

“Soal upah juga masih mengakomodir adanya UMK. Jika teman-teman ingin 100% diakomodir, itu tidak mungkin. Namun bacalah hasilnya. Akan terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang,” tulis Ida Fauziyah dalam suratnya.

Menurut Ida Fauziyah, rencana mogok nasional tidak lagi relevan mengingat RUU Cipta Kerja telah mendengar aspirasi para buruh.

Ia juga mengingatkan agar buruh-buruh mementingkan keselamatan nyawa, serta memikirkan keluarga yang menunggu di rumah.

“Saya dengan antusias menunggu kehadiran teman-teman di meja dialog, bukan di jalanan,” ujar Ida Fauziyah.

Surat Terbuka yang disampaikan Ida Fauziyah diakhiri dengan ungkapan  bawa Indonesia  sedang berupaya menyalakan lilin dan bukan menyalakan kegelapan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah