Usai Polisikan Najwa Shihab, Relawan Jokowi Bersatu Dianggap Lebay oleh Politikus PDI Perjuangan

- 7 Oktober 2020, 21:33 WIB
ANGGOTA Komisi I DPR RI Charles Honoris.*
ANGGOTA Komisi I DPR RI Charles Honoris.* /ANTARA/

Charles juga mengatakan bahwa saat ini adalah era demokrasi, dengan begitu pelaporan ke polisi hanya dapat dilakukan jika ada batasan demokrasi yang dilanggar, seperti ujaran kebencian atau SARA.

Baca Juga: Ramai Demo Tolak Omnibus Law, Pelajar dan Mahasiswa Diamankan Polisi hingga Panen Dukungan Warganet

"Ini era demokrasi, ketika kritik harus dibalas dengan argumentasi, dan sindiran harus dijawab dengan kinerja. Pelaporan hanya bisa dilakukan apabila ada batas-batas rambu demokrasi yang sudah dilampaui, seperti ujaran kebencian atau SARA," tuturnya.

Sebelumnya Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu melaporkan Najwa Shihab yang dinilai telah merundung Menkes Terawan. 

"Kejadian wawancara kursi kosong Najwa Shihab melukai hati kami sebagai pembela presiden, karena Menkes Terawan adalah representasi dari Presiden Joko Widodo dan saatnya kami relawan bersuara karena kami takutkan kejadian Najwa Shihab akan berulang," tutur Silvia Devi Sombarto.

Silvia menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh pihaknya tersebut tidak diketahui oleh Menkes Terawan.

Dia berdalih bahwa laporan itu dibuat atas dorongan mandiri selaku relawan Joko Widodo.

Baca Juga: Tolak Pengesahan UU Cipta Kerja, BEM SI Serukan Ajakan Unjuk Rasa di Istana Rakyat 8 Oktober 2020

"Menteri ini adalah representasi dari Jokowi dan Presiden Jokowi adalah kami relawannya. Jadi apapun yang terjadi dengan presiden dan pembantunya ya kami harus bersuara," tuturnya.

Silvia menuding Najwa Shihab dengan cyberbullying sebab narasumber tidak hadir, kemudian prosesi wawancara dijadikan parodi.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah