Komnas HAM: Dalang Demo yang Disebut Airlangga Hartarto Tak Perlu Direspon, Lebih Baik Berdialog

- 9 Oktober 2020, 13:30 WIB
Pengunjuk rasa melempar sepeda ke Halte Tranjakarta HI yang dibakar massa saat aksi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Kawasan Bundaran HI Jakarta pada Kamis 8 Oktober 2020.
Pengunjuk rasa melempar sepeda ke Halte Tranjakarta HI yang dibakar massa saat aksi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Kawasan Bundaran HI Jakarta pada Kamis 8 Oktober 2020. /Foto: Antara/Dhemas Reviyanto/

PR DEPOK - Disahkannya UU Cipta Kerja oleh DPR RI menimbulkan penolakan dari berbagai lapisan masyarakat sehingga melahirkan gelombang massa yang melakukan aksi unjuk rasa di beberapa daerah.

Merespon gejolak massa yang berupaya membatalkan undang-undang tersebut, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menuding bahwa aksi unjuk rasa kali ini didalangi oleh seorang tokoh.

"Sebetulnya pemerintah tahu siapa behind (di belakang) demo itu. Jadi kita tahu siapa yang menggerakkan. Kita tahu siapa sponsornya, kita tahu siapa yang membiayainya," kata Airlangga Hartarto dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Menyikapi pernyataan tersebut Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Amiruddin menyayangkan sikap Airlangga Hartarto yang menyatakan bahwa pemerintah mengetahui dalang di balik aksi unjuk rasa menentang UU Cipta Kerja.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Telah Disahkan, Bahlil Lahadalia sebut 153 Perusahaan Akan Berinvestasi di Indonesia

Menurutnya, pemerintah berdialog dengan buruh, bukan menuding ada dalang di balik aksi unjuk rasa hari kedua pada 8 Oktober 2020.

"Pernyataan itu (Airlangga) tidak perlu direspon, yang diperlukan hari ini adalah setiap pimpinan negara baik pusat dan daerah mampu membuka diri untuk berdialog dengan masyarakat yang tak setuju, jadi bukan melontarkan tuduhan-tuduhan, itu malah jadi tidak baik," kata Amiruddin.

Sejak awal Komnas HAM telah mengingatkan pemerintah dan DPR agar berhati-hati dalam membahas Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja tersebut.

Dalam kesempatan yang sama ia mengatakan bahwa harus dibuat ruang khusus untuk konfirmasi.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x