Akibat Game Online, Kapersky Ungkap Pengakuan Orang Tua yang Sebut Anaknya Berubah Menjadi Pemarah

- 12 Oktober 2020, 13:38 WIB
ILUSTRASI bermain game online.
ILUSTRASI bermain game online. /Explor Bob/Pixabay

Seharusnya, orang tua bisa menilai terlebih dahulu jika ingin melarang anak main game online.

Pertimbangkan bila anak memiliki kecenderungan yang merugikan kesehatan misalnya ada gangguan penglihatan dan mengganggu postur tubuh.

Perilaku agresif seorang anak tidak didorong oleh video game yang mereka mainkan, tetapi oleh alasan yang lebih luas.

Baca Juga: Sebabkan Angka Kemiskinan Kian Dalam, WHO Minta Pemimpin Dunia Tak Terapkan Lockdown

"Misalkan Anda tidak menunjukkan video game pada anak sama sekali, tapi mereka akan tetap berkompetisi kung fu dengan teman-temannya, menembak musuh yang tak terlihat dengan busur, pistol, peluncur granat atau peledak"

"Baik anak laki-laki maupun perempuan melakukan ini, meskipun diyakini bahwa bermain peperangan adalah hak prerogatif anak laki-laki," tutur Stephan.

Kapersky menyarankan agar para orang tua menggunakan peringkat usia (rating) dalam video game.

"Ingatlah bahwa peringkat usia bahkan mengalami penyimpangan kecil, jika cukup yakin bahwa game dengan peringkat 12+ itu bagus, mengapa tidak menginstalnya untuk putra Anda yang berusia sepuluh tahun?," ujar Stephan.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Putuskan Hengkang dari Demokrat, Ruhut: Dia Sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah anak main game yang tidak sesuai dengan usianya adalah dengan menggunakan perangkat lunak untuk membatasi setiap konten yang didasarkan pada peringkat usia.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah