Sebut Gatot Nurmantyo Kerap Dimata-Matai, Pengamat: Pemerintah Takut pada Gerakan KAMI

- 19 Oktober 2020, 10:46 WIB
Jendral TNI (purn) Gatot Nurmantyo.
Jendral TNI (purn) Gatot Nurmantyo. /ANTARA/Aditya E.S.Wicaksono/

PR DEPOK – Gatot Nurmantyo disebut-sebut hanya akan menjadi kenangan apabila pemerintah terus membatasi ruang gerak mantan Panglima TNI tersebut.

Hal ini disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin saat mengomentari tindakan pemerintah yang dinilai terus memantau pergerakan Gatot Nurmantyo.

"Sepertinya begitu, Gatot Nurmantyo terus di ikuti, dimata-matai, tak diberi ruang gerak, dan digembok. Karena bisa saja pemerintah takut pada gerakkan Gatot dengan KAMI-nya," kata Ujang saat dimintai keterangan pada Senin, 19 Oktober 2020 seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Jadwal KRL Commuter Line kembali Normal

Sementara itu, kabar terbaru menyebutkan bahwa mantan Panglima TNI tersebut tidak diizinkan untuk bertemu dengan koleganya yang ditahan oleh Bareskrim Polri.

Menurut Ujang Komarudin, tindakan membatasi ruang gerak Gatot Nurmantyo ini dilakukan agar presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu dapat ditaklukkan.

"Dikunci hingga mati secara politik adalah salah satu cara untuk menaklukkan Gatot Nurmantyo," ujar Ujang.

Baca Juga: Tak Ada Transparansi Data, Petisi Menolak Vaksin Covid-19 'Setengah Jadi' Beredar di Media Sosial

Namun, ia menyebutkan bahwa penangkapan yang dilakukan terhadap para petinggi KAMI, seperti Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat merupakan bagian dari perjuangan.

Menurutnya, setiap perjuangan akan disertai dengan tantangan yang tidak mudah.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x