PR DEPOK - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai isu nasib Gatot Nurmantyo yang bisa jadi tinggal kenangan bila tidak mendapat ruang gerak dari pemerintah.
"Sepertinya begitu, Gatot Nurmantyo terus di ikuti, dimata-matai, tak diberi ruang gerak, dan digembok. Karena bisa saja pemerintah takut pada gerakkan Gatot dengan KAMI-nya," kata Ujang dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.
Ujang mengatakan, “Dikunci hingga mati secara politik adalah salah satu cara untuk menaklukkan Gatot Nurmantyo.”
Meski demikian, lanjutnya, penangkapan yang dilakukan terhadap para petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) seperti Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat Cs adalah bagian dari perjuangan.
Baca Juga: Banjir Jakarta Hari Ini Senin 19 Oktober 2020, 4 RT di Jaktim Terpantau Tergenang 31-70 Centimter
"Tapi itu resiko perjuangan. Selalu akan dapat tantangan yang berat," tuturnya.
Persoalan terbaru, terang dia, mantan Panglima TNI tersebut tidak diperkenankan bertemu beberapa koleganya yang ditahan oleh Bareskrim Polri, yakni petugas polisi yang pangkatnya tidak terlalu tinggi.
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo, bersama sejumlah tokoh lainnya mendatangi Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 15 Oktober 2020.
Maksud kedatangan mereka adalah untuk menemui sejumlah anggota dan petinggi KAMI yang ditahan.