Nyamuk Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia, Anak Masuk Kelompok Paling Rentan Terkena Malaria

- 23 Oktober 2020, 09:33 WIB
Ilustrasi gigitan nyamuk.
Ilustrasi gigitan nyamuk. /Pixabay

Dia menjelaskan, penularan penyakit tersebut dapat terjadi karena banyak faktor.

Namun yang jelas terjadi ketika manusia memiliki mobilitas tinggi yang memungkinkan terjadinya kontak erat dengan nyamuk.

Misalnya pada saat melakukan aktivitas perjalanan, perdagangan dan pariwisata, baik di dalam maupun luar negeri atau dari daerah non-endemis menuju daerah endemis.

"Nyamuk adalah serangga kecil, mulai dari badannya, sayapnya, kaki-kakinya dan mulutnya yang langsing serta keberadaannya di sekitar permukiman menjadi pengganggu kenyamanan," tuturnya.

Baca Juga: Terdorong Paket Stimulus Ekonomi AS, Harga Minyak Dunia Lanjutkan Penguatannya

Selain menghisap darah dan menyebabkan gatal-gatal, nyamuk juga dapat menularkan berbagai macam penyakit di antaranya malaria, demam berdarah dengue, radang otak, filariasis, dirofilariasis, chikungunya, dan zika.

Dalam upaya pengendalian nyamuk, dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat seperti melakukan kegiatan 3M, yakni menguras, menutup dan mengubur.

Selain itu, ditambah gerakan satu rumah satu jumantik, yaitu membersihkan selokan dari genangan air, menghilangkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk, menggunakan repelan, kelambu, dan antinyamuk lainnya.

Baca Juga: Banpres UMKM 2,4 Juta Belum Merata, Sebagian Warga Tak Tahu Harus Isi Formulir Pengajuan Banpres

Secara umum, Hari Nyamuk Sedunia diperingati setiap tahun tepatnya pada 20 Agustus yang dimulai pada 1897 oleh Dr Ronald Ross dari Liverpool School of Tropical Medicine.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x