Guna Perluas Lapangan Pekerjaan, Jokowi Minta Pengembangan Industri Turunan Batu Bara Diprioritaskan

- 23 Oktober 2020, 18:25 WIB
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). /Dok. Humas Setneg/

PR DEPOK - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan hilirisasi industri atau paradigma dan strategi baru industri pertambangan nasional yang bergeser dari pengekspor bahan mentah menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi harus konsisten dijalankan.

Untuk itu, Jokowi meminta pengembangan industri turunan dari bahan-bahan mentah tersebut, khususnya batu bara di Indonesia harus menjadi prioritas dan segera dilaksanakan.

Hal tersebut diucapkan Jokowi saat memimpin rapat terbatas (Ratas) mengenai percepatan peningkatan nilai tambah batu bara melalui konfrensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Jumat 23 Oktober 2020.

Baca Juga: Bareskrim Polri Tetapkan 8 Tersangka dalam Kasus Kebakaran Kejagung RI

"Kita harus bergerak untuk pengembangan industri turunan dari batu bara. Mulai dari industri peningkatan mutu, pembuatan briket batu bara, pencairan batu bara, gasifikasi batu bara, sampai dengan campuran batu bara air," ujar Jokowi, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari laman remi Kementerian Sekretariat Negara RI.

Pengembangan industri turunan sebagaimana dimaksud, nantinya akan mampu meningkatkan nilai tambah dari komoditas batu bara hingga berkali-kali lipat.

Hal itu juga sekaligus akan mengurangi impor bahan baku yang dibutuhkan beberapa industri dalam negeri seperti industri baja, petrokimia, dan lainnya.

"Yang tidak kalah pentingnya, tentu kita bisa membuka lapangan pekerjaan yang sebanyak-banyaknya (melalui industri turunan)," ucap Jokowi.

Baca Juga: Bersepeda Saat Pandemi, Aktris Ini Ditangkap Polisi Usai Dilaporkan Langgar Aturan Pembatasan Sosial

Untuk mewujudkan hal tersebut, Jokowi meminta peta jalan optimalisasi pemanfaatan batu bara dari dalam negeri dengan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk dipercepat. Dari peta jalan tersebut, dapat ditentukan strategi dan arah pengembangan industri hilir yang kedepannya akan dikembangkan.

Presiden juga meminta pemetaan terkait wilayah yang memiliki cadangan sumber batu bara. Dengan demikian, kebutuhan batu bara dalam proses hilirisasi ini akan terjamin pasokannya.

Sebagai langkah awal, menurut Presiden, ada beberapa prioritas yang dapat segera dimulai. Misalnya program gasifikasi batu bara. Proses tersebut akan menghasilkan dimethyl ether atau DME yang dapat menjadi bahan bakar alternatif pengganti elpiji (liquefied petroleum gas).

"Kita tahu elpiji kita ini masih impor sehingga (gasifikasi) bisa mengurangi impor elpiji kita," ucapnya.

Baca Juga: Demi Dapatkan Tambahan Uang Jajan, Sejumlah Mahasiswa di AS Nekat Suntik Covid-19 ke Tubuhnya

Kepala Negara mendapati adanya laporan bahwa pengembangan industri turunan ini masih menghadapi kendala dari urusan yang berkaitan dengan keekonomian serta teknologi pendukung.

Terhadap kendala tersebut, Presiden berpendapat bahwa hal itu dapat dicarikan jalan keluarnya apabila BUMN mencari rekan kerja yang dapat membantu pengembangan itu.

"Saya ingin agar dicarikan solusi untuk mengatasi kelambanan pengembangan industri turunan batu bara ini karena kita sudah lama sekali mengekspor batu bara mentah. Saya kira memang harus segera diakhiri bila nanti akan ada beberapa perpanjangan dengan kewajiban untuk memulai ini," katanya.

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Kemensesneg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x