Ucapan dari Irma Suryani ini tampaknya mendapatkan perhatian dari ahli hukum tata negara sekaligus pengamat politik Indonesia, Refly Harun.
Melalui satu unggahan video di YouTube pribadinya, Refly Harun berpendapat bahwa Indonesia memang harus memberikan ruang gerak kepada orang-orang kritis. Pasalnya, menurut dia, mereka bukanlah sebagai sosok penjahat.
Hanya saja, dikatakan Refly Harun, orang-orang kritis dalam penyampaian kritikannya acap kali membuat telinga tak sedikit pihak merasa panas.
Namun, ia berpendapat bahwa selama Joko Widodo masih santai-santai saja dan tidak mempermasalahkan kritikan yang dilontarkan orang-orang, mengapa para pendukungnya selalu ribut.
Baca Juga: 4 Tim Non Big Six Bertengger di Papan Atas Klasemen Sementara, Apakah Tanda Era Baru Liga Inggris?
"Kenapa para buzer misalnya selalu menyerang pribadi orang-orang yang kritik pemerintahan. Apakah ini memang diminta? Atau inisiatif pribadi?," ujar dia.
Lebih lanjut, Refly Harun pun memberikan saran perihal jalannya proses debat dalam acara Mata Najwa.
Alangkah baiknya, kata dia, debat dalam acara Mata Najwa bersifat substansif atau memiliki isi dan alasan, baik itu di sisi pemerintahan maupun oposisi.
"Debat-debat yang mencerdaskan, debat-debat yang betul-betul bagaimana kita mencari ukuran-ukuran yang bisa dipertanggungjawabkan, ya tidak usah sampai solusi," katanya.
Baca Juga: Survei Kepercayaan Publik Jokowi-Ma'ruf di Bawah 50 Persen, Rocky Gerung: Jika di Eropa, PM Turun